Untuk mengasah kompetensi literasi dan mengekspresikan kemampuan komunikasi siswa jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setiap tahunnya memberikan wadah kompetisi melalui Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Student Debating Championship (NSDC).
Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengatakan, ajang ini bukan semata-mata lomba kecakapan berkomunikasi, tetapi juga merupakan bekal masa depan peserta lomba.
“Kompetisi ini sangatlah penting karena sangat mempengaruhi cara berkomunikasi generasi muda di mana kemampuan berpikir kritis dan analitis menjadi kunci masa depan mereka,” kata Nadiem saat menutup LDBI dan NSDC 2020 melalui video virtual di Bandung, seperti rilis Kemendikbud, Kamis (29/10/2020).
Melalui kompetisi ini, kata Mendikud, tidak hanya sekadar berdebat tetapi juga mengembangkan semua aspek kecerdasan. Para peserta debat ditantang untuk menyampaikan pendapat tentang berbagai ilmu pengetahuan dan isu-isu global yang secara efektif dan persuasif.
“Inilah yang kami butuhkan. Para komunikator yang kuat serta generasi baru yang bisa menginsiprasi orang-orang di sekitarnya untuk menjadi lilin perubahan. Ini akan membantu membangun bangsa yang demokratis,” ujar Nadiem.
Melalui kompetisi ini juga, Mendikbud berharap para peserta dapat mengembangkan diri untuk menjadi individu yang merdeka berpikir dan demokratis.
“Demokratis pada hakikatnya adalah menjunjung hak orang lain untuk berpendapat, mencintai keragaman berpendapat, dan tentunya dengan akal yang sehat dan cara yang baik,” imbuh Mendikbud.
Untuk itu, kata dia,, antusiasme dan motivasi para peserta untuk terus mengembangkan wawasan, gagasan, ide dan menggali kemampuan berkomunikasi tidak boleh berhenti sampai kompetisi ini.
“Jadilah pemimpin masa depan yang luas wawasannya, percaya diri dalam bergaul dan berkomunikasi, peduli sesama dan mampu bekerja sama agar iklim demokrasi kita senantiasa dapat kita jaga,” jelasnya.
Selain untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyampaikan pendapat dan berlatih menjadi pendengar yang baik dengan lawan bicara, LDBI dan NSDC juga bertujuan melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, analitis, konstruktif dan responsif terhadap isu-isu aktual yang sedang berkembang, baik nasional maupun internasional.
Di tengah pandemi Covid-19, seluruh rangkaian LDBI dan NSDC 2020 digelar secara virtual. Asep Sukmayadi Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) mengatakan pada pandemi ini keterampilan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan kritis menjadi salah satu modal untuk memiliki daya tahan dan daya saing dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat.
“Melalui keterampilan berpikir kritis kita akan dilatih untuk memiliki elemen dasar dalam memecahkan masalah, yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview,” kata Asep.
Dia meyakini, para peserta LDBI dan NSDC memiliki kemampuan untuk menjadi individu lebih tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan yang menghadang di depan mata.
“Adik-adik akan manjadi embrio dari lahirnya advokat-advokat masa depan Indonesia yang akan mengawal perubahan-perubahan besar yang dikehendaki bangsa ini melalui kekuatan pikiran, kekuatan reasoning, dan kekuatan kompetensi yang bisa dimiliki, apapun nanti profesi yang akan digeluti,” imbuhnya.
Untuk pertama kalinya, LDBI dan NSDC 2020 menghadirkan peserta dari Sekolah Indonesia Luar Negeri. Haura misalnya, siswa Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di Riyadh mengungkapkan rasa bahagianya dan menjadi suatu kehormatan baginya bisa berpartisipasi dalam ajang tahunan ini.
“Kesempatan ini jarang-jarang kami bisa mengikuti acara dan lomba seperti ini. Bagaimana kita bertemu dengan teman di Indonesia walaupun secara virtual. Maka dari itu saya mengucapkan terima kasih kepada kami untuk mengikuti lomba ini dan seluruh panitia agar bisa berjalan dengan lancar,” ujar Haura.(faz/tin)