Sabtu, 23 November 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Darul Falah Jember Wirausaha sebagai Skill Belajar Bisnis

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Di Pesantren Darul Falah, madu dipilih untuk dikembangkan karena manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Menjadikan Madu sebagai komoditi bisnis, bisa dikata sebagai pilihan tepat. Madu sangat dibutuhkan bagi hampir semua kalangan. Bahkan,menjadi salah obat yang disebutkan dalam Al-Quran bagi bermacam-macam penyakit manusia.

Dalam Al-Quran disebutkan; “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)

Bertandang ke pondok pesantren Darul Falah Jember, semakin jelas bagaimana kita bisa memanfaatkan madu. Hingga menjadikan madu sebagai komoditi bisnis. Dengan hadirnya program OPOP Jatim, diharapkan kian memantabkan tujuan ini.

KH. Abdul Bari pengasuh pondok pesantren Darul Falah mengatakan, “Pondok Pesantren Darul Falah Jember memilih, karena alasan keistimewaan madu itulah. Madu dijadikan salah satu produk unggulan wirausaha pesantren Darul Falah,” ungkapnya.

“Karena madu itu syifaulinnas disebut dalam Al-Quran, madu sehat, As-Syifa Darul Falah, Syifa itu sehat. Terhadap corona ini juga bisa diobati dengan madu. Selain berdoa, dengan madu ini juga bisa. Untuk obat dan kesehatan. Manfaatnya 1000 macam untuk kesehatan,” terangnya.

KH. Abdul Bari pengasuh pondok pesantren Darul Falah Jember. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Kurang lebih 5 tahun sudah ponpes Darul Falah mengembangkan bisnis madu As-Syifa ini. Melibatkan semua eleman dalam ponpes.

“Sementara madu ini mulai 2015, pemasarannya anak-anak santri membawa ke rumah masing-masing. Biar bantu orang tuanya selain agar mereka juga sehat,” jelasnya.

Sementara bagi siswa yang SMK produk madu ini sudah menjadi ikon. Bagi mereka sekaligus sebagai media mengasah skill belajar usaha. Menurut Kyai Abdul Bari, madunya juga dijual di rumahnya masing-masing.

“Alhamdulillah dari dulu sudah bisa jalan, beberapa juga sudah dikembangkan kerjasama dengan beberapa rekanan. Pemasaran sekarang sudah sampai ke wilayah Barat Pulau Jawa, seperti Jakarta dan Tangerang,” urainya.

Menurutnya semua elemen di ponpes, termasuk para santri Darul Falah pun punya andil pengembangan bisnis Madu As-syifa ini.

Marketing termasuk semua diupayakan anak siswa SMK yang berjumlah 221 anak. Sementara anak-anak santri di pesantren yang turut mengelola sekira 20 lebih santri. Semua santri bisa terlibat, laki-laki dan perempuan, sebagai bekal mereka di masyarakat.(lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs