Jumat, 22 November 2024

Forum Komunikasi Kiai Kampung Minta Maaf ke Kelana Soal Pencabutan Dukungan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Haris Nukman (tengah) didampingi Haji Masnuh (dua dari kanan) dan sejumlah kiai NU serta perwakilan pendukung Kelana-Astutik. Foto: Istimewa

Haris Nukman Koordinator Forum Komunikasi Kiai Kampung (FK3) menyatakan permintaan maaf secara terbuka kepada Kelana Aprilianto-Dwi Astutik pasangan Cabup-Cawabup Sidoarjo nomor urut tiga.

“Dengan ini saya menyatakan, saya kemarin membacakan rilis tentang Forum Komunikasi Kiai Kampung. Saya mohon maaf, ini atas ketidaktahuan saya, bagaimana sebenarnya komunikasi antara Forum Komunikasi Kiai Kampung ini dengan Pak Kelana,” katanya.

“Untuk itu, saya mohon maaf kepada Bapak Kelana dan tentu kepada seluruh masyarakat Sidoarjo atas tindakan yang telah saya lakukan. Demikin pernyataan yang bisa saya sampaikan, terima kasih,” katanya.

Pernyataan itu dia sampaikan usai silaturahmi Tim Bintang Sembilan Berkelas bersama kiai kampung, tokoh masyarakat, dan warga Nahdlatul Ulama (NU) Balongbendo, Sidoarjo, Selasa (20/10/2020) sore.

Sebelumnya, Haris membacakan pernyataan FK3 Sidoarjo soal pencabutan dukungannya kepada Kelana-Astutik di Rumah Makan Asap-Asap, Taman Pinang, Senin (19/10/2020).

Menurut Haris, pencabutan dukungan itu karena terputusnya komunikasi FK3 dengan Kelana yang dinilai tidak menindaklanjuti program-program kesejahteraan FK3 yang pernah disepakati saat deklarasi di Fave Hotel Sidoarjo, 8 Maret 2020.

Dia juga mengaku tidak tahu apakah pencabutan dukungan itu ada paksaan dari pihak tertentu atau tidak.

“Saya memang tidak tahu, sejauh mana komunikasi FK3 dengan Pak Kelana. Apa yang saya lakukan, ya wis,” ujarnya. Dia juga menjawab pertanyaan apakah pencabutan itu ikut-ikutan belaka? “Saya memang tidak tahu, ya.”

Dia juga mengaku tidak tahu terkait 12 orang lain apakah mencabut dukungan karena ada yang mengerahkan, inisiatif sendiri, atau dalam koordinasi FK3.

“Ya memang teman-teman dari beberapa kecamatan. Itu ya memang, ya, tidak tahu ya,” katanya. “Kan, kita ada organisasinya, tapi kami enggak tahu sejauh mana komunikasi Pak Kelana dengan kiai kampung,” ujarnya.

Dia kembali menyatakan permintaan maaf kepada warga, masyarakat, dan tentu saja kepada Kelana Aprilianto. Dia mengakui bahwa itu kesalahannya.

Haris bilang, klarifikasi ini sekaligus pembatalan pencabutan dukungan FK3 terhadap Kelana-Astutik.

“Sekarang masih seperti itu (masih mendukung). Dengan pernyataan minta maaf saya, berarti itu (pencabutan dukungan) dianggap tidak ada,” katanya.

Selain itu, Haris memastikan tidak ada yang membuatkan naskah dalam pernyataan pencabutan. “Itu oret-oretan sendiri saja karena ketidaktahuan kami saat itu. Yang bikin saya, bukan suruhan orang lain,” ujarnya.

Sementara itu Haji Masnuh Ketua Tim Pemenangan Kelana-Astutik menyesalkan langkah Haris mengatasnamakan kiai kampung, karena kiai kiai kampung banyak dan tidak cukup hanya diwakili 12 orang.

“Ini tanpa berpikir panjang, menamakan dirinya kelompok kiai kampung. Saya sendiri tidak jelas, ini kiai kampung yang mana. Komunitas kiai kampung itu ada, tapi tidak semacam ini,” katanya.

Soal pengakuan Haris bahwa pernyataan ini atas inisiatifnya sendiri, menurut Masnuh, itu kesalahan besar. Meski demikian, karena sudah tabayyun dan meminta maaf, Kelana-Astutik menegaskan persoalan ini sudah selesai.

“Mereka sudah minta maaf, ya harus kita maafkan, tapi jangan diulangi lagi. Kalau sampai diulangi lagi, ini kan bisa pencemaran nama baik paslon dan pendukungnya,” ujar Masnuh.

Tim Kelana-Astutik tidak melakukan langkah hukum terkait pernyataan Haris. “Belum, kami mengklarifikasi dulu, kami pakai bahasa NU. Tabayyun. Kalau memang sudah bisa diselasaikan ya sudah, untuk apa kita sampai ke ranah hukum?” Katanya.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs