Sabtu, 23 November 2024

Percaya Bahwa Pandemi Ini Cara Tuhan Mengingatkan Manusia

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Indra (tengah) bersama rekan kerja di kampus tetap patuh protokol kesehatan di pandemi ini. Foto: Facebook Indra

Ketika awal pandemi Covid-19 terjadi, semua orang wajib mematuhi protokol kesehatan, PSBB, serta anjuran pemerintah untuk hidup sehat dan diam di rumah saja. Kondisi ini ternyata berlanjut sampai hampir tujuh bulan. Membosankan dan melelahkan.

“Kalau di masa sebelum pandemi ini terjadi, masyarakat bebas beraktivitas, melakukan berbagai kegiatan, di dalam rumah,di luar rumah,di kampus, atau di tempat-tempat umum. Lalu kebebasan itu berangsur hilang seiring dengan hadirnya pandemi Covid-19. Masyarakat mau tidak mau harus patuh, harus mengikuti seluruh anjuran, imbauan dan ketentuan yang dibuat pemerintah,” terang Indrastuti Humas STIE Perbanas Surabaya, Selasa (20/10/2020).

Dan ketika kemudian sekolah, perkuliahan, pertemuan dilakukan secara daring, virtual, maka tambahan tugas bagi masyarakat, khususnya para ibu untuk tetap bisa membantu putera-puterinya mengikuti pendidikan sekolah yang dilakukan dari rumah masing-masing.

“Bagi saya, yang memang bekerja di luar rumah, tentu saja ini menjadi sesuatu yang baru. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Kalau cuma belajar bersama anak-anak sudah saya lakukan, tapi ikut serta mengajari pelajaran sekolah karena harus daring, tentu saja hal baru yang mau tidak mau harus dijalani,” tambah Indra sapaan Indrastuti.

Ditambah larangan untuk berkumpul dan keluar rumah menjadikan pandemi Covid-19 ini sebuah hal baru yang harus dijalani oleh siapapun termasuk masyarakat yang biasanya hanya tinggal di rumah saja.

Untuk urusan kampus, Indra yang memang menjadi bagian staf pengajar sekaligus humas di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya, diuntungkan lantaran kampus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat termasuk untuk perkuliahan dengan melakukannya secara virtual.

“Sampai hari ini, kampus tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. Mewajibkan siapapun di kampus memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Demikian juga dengan perkuliahan sampai hari ini, juga masih dilakukan dengan virtual yang mewajibkan kami tetap tinggal di rumah,” kata Indra.

Di rumah, Indra mewajibkan seluruh anggota keluarganya untuk saling mengingatkan soal protokol kesehatan. Anak-anak menjadi prioritas utama Indra saat berada di rumah maupun saat harus keluar rumah. Mulai dari pakai masker sampai dengan mencuci tangan dan menjaga jarak.

Kedua putera puteri Indra menjadi prioritas lantaran masih kecil dan masih butuh penjelasanlebih detil terkait dengan pandemi Covid-19 ini. Tidak sekedar melarang atau patuh pada protokol kesehatan, anak-anak menurut Indra juga harus memahami bahwa kebiasaan baru tersebut juga sebagai tameng menghindari penyebaran Covid-19.

Meskipun terasa berat, membosankan, dan melelahkan, Indra tetap meyakini bahwa pandemi Covid-19 ini adalah cara Tuhan mengingatkan manusia tentang banyak hal. Tentang kesehatan, tentang diri pribadi, tentang kesabaran, tentang lingkungan sekaligus menguji manusia untuk tetap sabar.

“Karena saya dan keluarga menyakini bahwa inilah cara Tuhan mengingatkan manusia, maka kelelahan, kebosanan selama menjalani berbagai aturan dan ketentuan terkait pandemi Covid-19 ini akhirnya kami jalani dengan kepasrahan dan kesadaran bahwa ini memang jalan Tuhan. Nikmati saja,” pungkas Indra.

Di bagian akhir obrolan bersama suarasurabaya.net, Indra berdoa dan berharap semoga Tuhan tetap memberikan dan melimpahkan kesehatan bagi semua orang sekaligus diberikan kemudahan bagi mereka yang sedang dalam pemulihan kesehatan.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs