Puluhan pelajar SMP dan SD yang terlibat demonstrasi 8 Oktober lalu, bersimpuh meminta maaf ke orang tuanya masing-masing usai mendapat pengarahan dari Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, di SMPN 1, Senin (19/10/2020). Sebagian dari orang tua mereka juga menitikkan air mata.
“Ayo minta maaf pada orang tua kalian, ayo minta maaf,” ujar Risma yang kemudian diikuti sekitar 58 pelajar itu.
Mata Risma ikut berkaca-kaca saat menyaksikan anak-anak bersimpuh di kaki orang tuanya.
Selain bersimpuh pada orang tua, mereka juga diarahkan Risma agar meminta maaf pada guru mereka yang saat itu juga hadir.
Risma mengatakan, banyak dari para pelajar itu mengaku hanya ikut-ikutan saat terjadi demo ricuh di depan Gedung Negara Grahadi 8 Oktober lalu.
Risma meminta agar mereka tidak gampang terpengaruh oleh orang lain. Para pelajar juga akan didampingi psikolog.
“Saya juga akan lihat progresnya, kalau perlu ketemu saya lagi,” terangnya.
Sementara itu, Supomo Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan, para pelajar banyak yang hanya ikut-ikutan dan tidak memahami esensi dari tuntutan demonstrasi kemarin.
Supomo berkesimpulan demikian berdasarkan hasil jawaban para pelajar yang diberikan kuesioner. Menurut Supomo, mereka akan didampingi agar hal itu tidak sampai terulang.
“Karena kita sangat sayang kepada mereka. Untuk itu Ibu Wali menghadirkan mereka lengkap dengan orang tua dan guru, dengan demikian ada pendekatan dan pendampingan secara menyeluruh,” kata Supomo. (bid/ang)