Sabtu, 23 November 2024

45 Perupa Muda Indonesia Pamer Karya di Winafest Virtual

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Nostalgia, karya Yulius Ricco Varento, warna akrilik diatas kanvas tahun 2020. Foto: Humas Winafest

Tahun 2020 pandemi Covid-19 membuat masyarakat luas harus merubah kebiasaan dalam keseharian hidup. Menjaga jarak, tetap di rumah, memakai masker, alat pelindung diri dan lebih memilih berhati-hati saat melakukan semua aktivitas.

Kegelisahan-kegelisahan di tengah pandemi inilah yang akhirnya memantik ide dan gagasan untuk membuat pameran seni rupa virtual dengan tema besar: Pameran Seni Rupa Wilwatikta National Festival (Winafest) Virtual dalam Menyambut Peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang ke 75 Tahun.

Tema besar yang sengaja dipilih tersebut kemudian berhasil menyeleksi 45 perupa muda dengan karya-karya yang sesuai dengan tema besar tadi. Mereka, para perupa muda ini punya latar belakang yang berbeda-beda. Bukan hanya seniman, muncul pula guru, tentara, pegawai negeri sipil, pekerja kantoran juga mereka yang menjalani pekerjaan sebagai wiraswasta.

“Pilar Nusantara, saya menyebutnya. Pilar adalah pondasi yang kokoh dan kuat dalam dunia seni rupa, merangkul, mengajak dan menyemangati semua perupa muda untuk semangat bertumbuh bersama. Dan Nusantara adalah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, juga Papua,” terang Asmi Sihite, S.Sn., kurator pameran seni rupa virtual Winafest 2020, Rabu (14/10/2020).

Semua karya terbaik yang lolos seleksi dengan bentuk lukisan, Batik, Wayang dan patung dapat dinikmati melalui kanal media sosial Winafest yang ada.

Sementara itu ditambahkan Asmi Sihite, bahwa membangun jejaring sosial antar seniman di berbagai kota, pulau dan negara bukanlah menjadi hal sulit saat ini, ketika semua orang dari berbagai lapisan masyarakat mampu menggunakan sarana media sosial menjadi tempat yang positif untuk mempromosikan diri, lewat postingan-postingan yang direspon dalam dunia maya.

“Tetapi yang menentukan karya kita jadi berkualitas atau tidak adalah juga bergantung seberapa aktif seniman mampu membaca persoalan-persoalan, lalu mengolahnya menjadi karya seni, serta terus berbaur dalam ruang komunitas kesenian itu sendiri. Itu yang penting,” pungkas Asmi.

Di tengah pandemi seperti saat ini, media sosial dengan segala fasilitas yang didalamnya menjadi satu diantara pilihan bagi siapapun termasuk seniman untuk bisa tetap aktif berkreativitas, berpameran, juga menciptakan program-program baru secara online, agar tetap eksis.

Asmi mengingatkan, bahwa masih banyak hal yang perlu dibahas dan dicoba sebagai bagian dari aktivitas secara virtual ini, oleh seniman. “Mulai dari cara pengambilan gambar, pengeditan video, pengaturan cahaya, dan masih banyak elemen lain juga yang harus dipelajari. Ini sekaligus tantangan bagi seniman untuk bisa terus berkarya,” tutup Asmi, Rabu (14/10/2020). (tok/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs