Jumat, 22 November 2024

Kemenparekraf: Penerapan Protokol Kesehatan Jadi Budaya Baru Gerakkan Roda Perekonomian

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Menunggang kuda juga menjadi atraksi alternatif yang bisa dicoba. Dengan tarif dua puluh ribu, anak-anak diajak berkeliling hingga Taman Surabaya yang berada di samping Pantai Nambangan ini. Foto: Anton suarasurabaya.net

Kurleni Ukar, Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan di masa pandemi agar roda perekonomian terus bergerak, masyarakat produktif, kuncinya penerapan protokol kesehatan.

“Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang dijalankan oleh seluruh pihak untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi new normal di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Kurleni Ukar di Manado, Sabtu (10/10/2020), dilansir Antara.

Hal senada dikatakan oleh Hassan Abud Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis. Dia optimis daerah yang berhasil menerapkan protokol kesehatan akan berhasil mempertahankan status zona hijau, secara langsung akan mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung.

“Butuh kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, hingga masyarakat umum untuk menjadikan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) sebagai kebiasaan baru, dan 3T (testing, tracing, treatment) secara berkelanjutan,” katanya.

Hassan menambahkan, aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan dan lingkungan (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environment/CHSE) juga merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi pada peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI).

Kemenparekraf mengedukasi para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian lebih pada hal ini, terutama di era normal baru.

Berbagai sarana pendukung CHSE, sebut dia, diberikan untuk mendukung kesiapan destinasi, seperti alat semprot disinfektan, wastafel portabel, papan informasi Covid-19, cat tembok, cat kayu, cangkul, sapu, pengki, tempat sampah dan seterusnya.

Oleh karena itu dia berharap, ‘Gerakan BISA’ (bersih, indah, sehat dan aman) dapat diteruskan pemerintah daerah dan menjadi kegiatan rutin yang dapat secara perlahan namun pasti akan memberi dampak signifikan untuk kebersihan, keindahan, keamanan destinasi.

Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Kebijakan Strategis kembali menggelar ‘Gerakan BISA’ sebagai wujud kepedulian terhadap pelaku ekonomi kreatif, serta upaya membangun kesiapan destinasi pariwisata menyambut era kenormalan baru. (ant/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs