Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan penghargaan kepada sebanyak 840 pendonor darah sukarela yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali. Penghargaan ini akan diserahkan langsung oleh Joko Widodo Presiden pada Sabtu (26/1/2019) besok.
“Kami memberikan penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial kepada 840 pendonor. Bahkan di antara penerima penghargaan tersebut banyak yang melakukan donor lebih dari 100 kali,” ujar Ginandjar Kartasasmita Pelaksana Harian Ketua Umum PMI, di Jakarta, dilansir Antara Jumat (25/1/2019).
Pendonor yang meraih penghargaan itu berasal dari seluruh Tanah Air, yang terdiri dari 826 lelaki dan 14 perempuan. Pendonor dengan usia tertua yaitu FX Sudaryanto (75) dari DKI Jakarta. Pendonor darah termuda adalah Nico Samuel (40) dari Banten. Sementara pendonor darah 100 kali termuda apheresis jatuh kepada Agung Satriyo (29) dan pendonor darah terbanyak yakni sebanyak 143 kali yakni Syahroni.
Ginandjar mengatakan para pendonor darah ini dapat dikatakan sebagai pahlawan kemanusiaan.
“Setidaknya para pendonor ini sudah menyumbangkan paling sedikit 25 hingga 30 liter darah yang sudah diberikan kepada orang lain,” jelas dia.
Selain mendapatkan penghargaan, para penerima penghargaan juga akan mendapatkan cenderamata berupa cincin emas. Cincin emas tersebut merupakan hasil kerja sama PMI dan PT Antam.
Berdasarkan data PMI, setidaknya terdapat 6 ribu pendonor sukarela yang mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali di seluruh Tanah Air.
Pendonor perempuan yang juga mendapatkan penghargaan, Eti Novianti, mengatakan dirinya sudah menjadi pendonor darah sejak berusia 18 tahun.
“Awalnya saya ikut Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah, jadi tahu apa pentingnya donor darah,” kata Eti.
Pertama kali melakukan donor darah, Eti harus membolos dari sekolah karena pada saat itu PMI di Bogor hanya buka setengah hari. Ia rutin melakukan donor darah setiap tiga bulan sekali.
Menjadi pendonor perempuan, kata Eti, tidak mudah karena ada beberapa situasi yang mana tidak boleh melakukan donor seperti saat hamil, haid dan melahirkan. Meskipun demikian, dia tidak putus asa untuk terus melakukan donor darah.
“Karena saya tidak punya harta untuk diberikan, jadi dengan donor darah ini, saya berharap bisa membantu sesama,” kata Eti lagi. (ant/wil/ipg)