Sabtu, 23 November 2024

Garap Kesetaraan Gender, Re-Dream Rebut Juara Film Pendek Nasional

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tim UK Petra Surabaya raih juara tingkat nasional kategori film pendek. Foto: Humas UK petra

Re-Dream karya tujuh mahasiswa UK Petra berhasil menyabet juara 1 kategori mahasiswa dan juara 2 umum melalui Youtube Umbu Channel Official, pada Lomba Film Pendek Tingkat Nasional gelaran Gerakan Muda Ono Niha (Gemoni).

Pada lomba kali ini Gemoni memilih tema: Nasionalisme Berkebudayaan dan Berkeadaba, dan lomba ini juga mendapat dukungan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia serta dari Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tim mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya bernama Champz Production, dan terdiri dari Johanes Yudi Prihadi (Program Business Management), Geraldo Vincent Chandra (Prodi Manajamen Perhotelan), Nicholas Jason Santosa (Prodi Desain Komunikasi Visual), Jerico Sasmita Adi (Program International Business Management), Josephine (Prodi Ilmu Komunikasi), Natasha Amabel (Program Sistem Informasi Bisnis) dan Stanley (Program Business Management).

“Puji Tuhan, kelompok kami menang. Dari awal kami hanya menduga film kita paling masuk 10 besar terbaik saja akan tetapi ternyata hasilnya diluar dugaan. Juara 1 dan juga sekaligus mendapat tambahan juara. Film kami mendapat apresiasi. Padahal kami hanya menggunakan peralatan seadanya milik pribadi kami masing-masing,” terang Johanes Yudi Prihadi angkatan 2019, Selasa (29/9/2020).

Re-Dream berdurasi 14 menit 54 detik, bercerita mengenai kesetaraan gender. Pria dan wanita mempunyai hak yang sama. Punya derajat yang sama terutama dalam bidang pekerjaan.

“Stigma tentang perempuan setelah lulus kuliah harus menikah kemudian menjadi ibu rumah tangga, tidak selamanya benar. Perempuan juga bisa dan punya hak menggapai cita-cita yang tinggi,” tambah Johanes yang juga menjadi sutradara Re-Dream.

Tim ini melakukan proses syuting dan pengambilan gambar hanya dalam satu hari saja, dari pagi hingga malam hari. Untuk proses editing memakan waktu hingga tiga hari lamanya.

Ke tujuh mahasiswa UK Petra ini selain menjadi pemain juga ambil bagian sebagai tim produksi. Amabel, Josephine, Stanley, Nicholas, Hanes dan Geraldo berperan sebagai pemain. Sedangkan, Johanes bertindak selaku sutradara, kameramen dan produksi dijabat Nicholas, Johanes dan Jerico.

Awalnya Nicholas, Johanes dan Jerico membuat naskah terlebih dahulu kemudian membuat karakter orang hingga membuat alur cerita. Ini semuanya mereka lakukan dari pagi hingga malam. Setelah jadi baru mereka membuat open casting untuk pemainnya yang cocok dengan karakter cerita.

“Mulai dari untuk karakter pria mulai dari umur berapa, kemudian juga butuh karakter preman yang harus seperti apa dan bagaimana. Termasuk juga untuk karakter wanita mudanya harus seperti apa, telah dipikirkan sebelumnya,” papar Johanes.

Kendala tentu saja ada. Pandemi Covid-19 membuat mereka ini mengalami kesulitan mendapatkan lokasi syuting dan pemain film. Tapi hal ini tak menyurutkan langkah mereka untuk membuat karya film.

Karya mereka dinilai oleh lima dewan juri yang handal yaitu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Dr. Hilmar Farid; Aktor dan Sutradara Senior Rano Karno, artis dan Sutradara Senior Jajang C. Noer, Direktur AMAN (Asian Muslim Action Network) Indonesia Ruby Kholifah dan Musisi/Seniman/Budayawan Yasato Harefa.

Prestasi juara 1 kategori mahasiswa mendapatkan uang Rp 10 juta dan Throphy. Dan untuk juara 2 umum mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp 1 juta dan thropy dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI dan Ketua Dewan Pembina Germoni, akhirnya dapat diraih oleh tim UK Petra Surabaya ini.

“Kami kedepannya akan mencoba kompetisi festival Indonesia. Kami akan mencoba menjadi yang terbaik agar karya anak bangsa dikenal masyarakat luas dan kami sudah ada tim inti di kampus,” pungkas Jerico dan Nicholas, Selasa (29/9/2020).(tok/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs