Jumat, 22 November 2024

Polisi Evaluasi Peristiwa Sosialisasi Tatap Muka Eri-Armuji

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Ada peserta yang tiba-tiba tergeletak dan dievakuasi oleh petugas kepolisian ke RS Bhayangkara Polda Jatim saat sosialisasi tatap muka Eri Cahyadi dan Armuji Bakal Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabayadi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (19/9/2020). Foto: Istimewa

AKBP Wimboko Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya menegaskan, sosialisasi tatap muka Eri Cahyadi dan Armuji Bakal Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya yang diusung PDI Perjuangan, di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (19/9/2020) malam lalu, menjadi evaluasi aparat kepolisian dan Satgas Covid-19.

Sebelumnya, pada Sabtu malam itu, tim pemenangan Eri-Armuji menggelar sosialisasi secara tatap muka yang dihadiri sekitar 350 orang. Di tengah kegiatan, ternyata ada peserta yang tiba-tiba tergeletak dan dievakuasi oleh petugas kepolisian ke RS Bhayangkara Polda Jatim.

“Kejadian ini kami evaluasi dulu. Penindakan itu bagian dari proses. Gak adil juga orang yang belum disosialisasikan lalu langsung ditindak. Kita koordinasikan dengan kedua belah pihak baik itu timnya pak Eri maupun Pak MA. Agar tidak lagi pertemuan tatap muka. Kalau mereka sudah mengerti terus kejadian lagi, baru kami tindak,” katanya kepada suarasurabaya.net, Senin (21/9/2020).

Menurut Wimboko, Polrestabes Surabaya tidak akan main-main dalam menindak pelanggar protokol kesehatan. Pelanggar protokol kesehatan didenda sesuai Perda Trantibum Pemprov Jatim. Bahkan, bagi warga yang masih berkerumum bisa dijerat Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan dan Pasal 212 KUHP, 216 KUHP, dan 218 KUHP.

“Kita terus melakukan rapat mencari formulasi terbaik. Polrestabes Surabaya tidak main main, orang yang melanggar didenda. Yang berkerumun bisa dijerat Undang Undang Karantina Kesehatan dan lain sebagainya. Sekarang tidak ada toleransi bagi pelanggar protokol kesehatan,” katanya.

Wimboko lantas menceritakan kronologi dan pantauan lapangan saat sosialisasi Eri-Armuji di GBT malam minggu kemarin.

Menurutnya, prosedur kegiatan sosialisasi tersebut sudah disepakati bersama Satgas Covid-19 Surabaya untuk dilakukan assessment lebih dulu. Setelah itu, keluar rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kota Surabaya.

Lalu kata Wimboko, Kepolisian melakukan pengamanan kegiatan tersebut. Yang direkomendasikan kegiatan itu mulai pukul 19.00 WIB dan berakhir pukul 22.30 WIB.

“Pada kesempatan tersebut kurang lebih dari berbagai elemen yang tergabung dalam pendukung Eri-Armuji sekitar 350 orang di GBT,” katanya.

Polisi kemudian mengamankan sesuai SOP. Walaupun kegiatan sudah terstruktur, polisi tetap mengingatkan jaga jarak melalui pengeras suara. “Jam 20.00 WIB asa yang tergeletak. Pada saat itu, tim kepolisian lengkap dengan APD langsung melakukan evakuasi. Karena setiap mobil polisi sekarang tersedia baju hazmat. Lalu korban dibawa ke RS Bhayangkara,” katanya.

Wimboko menegaskan, kepolisian tetap melakukan tindakan dengan terus mengingatkan kalau ada yang tidak jaga jarak atau tak disiplin protokol kesehatan. Tahapan pilkada juga sudah diatur sesuai standar dalam pandemi Covid-19.

“Tapi kelihatannya belum efektif, karena mungkin kita menggelar pilkada di situasi seperti ini baru sekarang. Kejadian ini jadi evaluasi. Kami sudah memberikan pilihan mereka agar dengan daring saja sosialisasinya. Cuma budaya politik di Indonesia tidak cepat berubah. Mereka masih pengen tatap muka. Beda dengan generasi Z anak-anak sekolah sekarang lebih mudah karena biasa dengan gadget,” katanya.

Sementara itu, Irvan Widyanto Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya mengaku belum mendengar informasi kejadian sosialisasi Eri-Armuji itu. “Saya belum dapat info itu,” katanya singkat. (bid/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs