Universitas Dr. Soeomo mewisuda 1.311 lulusan program D3, S1 dan S2, Sabtu dan Minggu (12-13/09/2020), di Dyandra Convention Center, Surabaya.
Dr. Bachrul Amiq, SH, MH rektor Unitomo memimpin langsung prosesi wisuda yang dilakukan secara langsung dan daring itu. Sebanyak 272 lulusan mengikutinya secara daring dan 1.059 lulusan hadir secara fisik.
Panitia menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sesuai saran dan koordinasi dengan pihak gedung serta Gugus Tugas Covid-19. Prosesi wisuda dibagi dalam 2 hari, masing-masing dalam 4 sesi. Sesi 1 pukul 08.00 – 11.00 wib dan pukul 14.00 – 17.00 wib.
“Tiap sesi kami batasi maksimal hanya dihadiri 800 – 900 undangan, jauh dari kapasitas normal gedung sekitar 3.000 orang,” kata Dr. Siti Marwiyah, SH, MH, ketua panitia. “Agar tidak terjadi kerumunan saat menjelang, saat acara, dan saat pulangnya undangan.”
Selain itu, juga dilakukan pengaturan jeda selama 3 jam dari sesi 1 ke sesi 2, untuk memberi waktu bagi pihak gedung melakukan sterilisasi ulang menjelang pergantian sesi.
“Pergantian sekaligus untuk menghindarkan kemungkinan bertumpuknya arus undangan di sesi 1 yang hendak keluar dengan arus undangan sesi ke 2 yang hendak masuk gedung,” terang Wakil Rektor I itu.
Dengan jumlah undangan yang dibatasi, termasuk larangan bagi anak kecil dan lansia, serta syarat menunjukkan surat kesehatan hasil rapid test non reaktif, tambah Siti, panitia bisa mengendalikan acara dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Melaksanakan wisuda di era new normal memang menuntut kita untuk melakukan banyak penyesuaian. Gedung ber-AC kami minta tetap dibuka semua pintunya untuk menjaga sirkulasi. Tatalaksana upacara wisuda kami rubah total, untuk mengurangi risiko terjadinya penumpukan saat pulang. Seusai prosesi pemindahan kuncir toga oleh rektor, tanpa diiringi jabat tangan, wisudawan langsung pulang beserta orangtuanya, tanpa harus menunggu acara selesai,” imbuh adik kandung Mahfud MD Menkopolhukam ini.
Sementara itu, Rektor Unitomo Dr. Bachrul Amiq mengatakan, “Sebenarnya lebih mudah bagi saya untuk memutuskan menggelar acara wisuda ini secara online, seperti dilakukan banyak kampus lain. Tapi banyak calon wisudawan meminta agar momen penting ini bisa tetap terselenggara secara offline, sebagai peristiwa sekali seumur hidup, saya akhirnya memutuskan untuk menggelarnya secara offlline dan online bersamaan. Online memanfaatkan aplikasi zoom, sedang yang offline kita laksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Kita semua tentu tidak ingin muncul kluster baru dari acara wisuda kita ini,” ujarnya.
Pelaksanaan wisuda 2 hari yang berlangsung relatif terkendali, juga dihadiri Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VII Jawa Timur.
Soeprapto menyampaikan apresiasi atas langkah Unitomo menggelar wisuda secara online maupun offline untuk mengakomodasi keinginan para calon wisudawan.
“Ini langkah berani dan harus dieksekusi secara hati-hati dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Dan saya lihat Unitomo berhasil melakukannya. Ini perlu dicontoh oleh kampus-kampus lain, karena kebanyakan hanya menggelar wisuda secara online, atau offline tapi hanya diikuti oleh wisudawan tertentu, biasanya yang berprestasi saja sebagai perwakilan,” ungkapnya. (cus/tin)