Sabtu, 23 November 2024

Pengakuan Machfud Arifin Tentang Status Covid-19 Dirinya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Machfud Arifin (MA) bakal calon wali kota Surabaya bersama istri menjelaskan kronologi bagaimana dia dinyatakan positif yang juga dihadiri tim pemenangan dan pendukungnya di posko pemenangan, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (11/9/2020). Foto: Denza suarasurabaya.net

Machfud Arifin (MA) bakal calon wali kota yang diusung delapan partai koalisi di Surabaya mengakui, hasil swabnya pada 26 Agustus lalu dinyatakan positif Covid-19. Dia sampaikan itu dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (11/9/2020).

Di acara yang juga dihadiri tim pemenangan dan pendukungnya di posko pemenangan itu, MA yang tampil bersama istrinya menjelaskan kronologi bagaimana dia dinyatakan positif.

Semua bermula dari kabar yang dia dapat, bahwa istri salah satu rekannya yang selalu menemani dia blusukan mengalami sakit dan dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat 21 Agustus lalu.

“Dia ini hampir setiap hari sama saya, satu mobil, apalagi kalau hari Jumat-Sabtu-Minggu, bisa sampai 9-10 titik untuk menyapa warga. Berkomunikasi dan menampung aspirasi warga,” ujar MA.

Dia meminta rekannya itu untuk menuntaskan pemeriksaan istrinya. Lalu, pada Senin 24 Agustus, dia mendengar kabar bahwa rekannya itu juga dinyatakan positif terjangkit Covid-19.

“Hari itu (Senin) saya inisiatif kontrol ke dokter, karena suara saya hilang. Saya tetap tampil (turun ke masyarakat) tapi saya tidak pernah bicara, saya pakai masker. Yang bicara Gus Amik,” katanya.

Gus Amik adalah Ketua Tim Pemenangan MA-Mujiaman. Gus Amik juga yang menyampaikan sambutan ketika pasangan MA-Mujiaman ini tuntas menyerahkan berkas pendaftaran di KPU Minggu (6/9/2020) lalu.

Hasil memeriksakan diri, dokter menyatakan bahwa MA tidak memiliki gejala klinis. Senin sore 24 Agustus itu, dia juga sempat menjalani tes cepat Covid-19 dengan hasil non reaktif, juga foto toraks, dan pemeriksaan lainnya.

“Saya tidak ada keluhan batuk waktu itu. Dokter juga tidak menyarankan untuk swab. Tapi diam-diam, untuk menjaga, Rabu 26 Agustus itu saya inisiatif swab. Saya ternyata OTG (orang tanpa gejala),” ujarnya.

Sejak Rabu 26 Agustus itulah dia mengklaim dirinya sudah melakukan isolasi mandiri di rumah, tidur di lantai dua rumahnya sendirian sementara anak istrinya tidur di kamar di lantai bawah.

Alhamdulillah anak dan istri saya negatif. Ada agenda penting ke Jakarta, mengambil B1-KWK itu saya tidak berangkat. Baik dari Demokrat, Golkar, PAN, PPP, saya tidak hadir semua,” ujarnya.

Selama sepekan dia mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Seiring waktu, dia mengaku tenggorokannya sempat sakit. Dia pun memutuskan untuk melakukan swab lanjutan.

“Saya swab lagi Hari Sabtu, 29 agustus. Ternyata saya masih positif. Saya tetap isolasi. Lalu pada tanggal 5 (September, sehari sebelum pendaftaran, red) saya swab lagi di Inahos (salah satu fasilitas kesehatan di Surabaya) dan dinyatakan negatif. Sehingga tanggal 6 saya beranikan diri mendaftar ke KPU,” ujarnya.

Saat mendaftar ke KPU, dia memang memakai masker, ditambah lagi dengan face shield, juga memakai sarung tangan karet. Mujiaman juga menerapkan pemakaian perlengkapan APD yang sama.

Saat itu ada ratusan kader dan relawan yang mengantar dirinya dan Mujiaman, tidak jauh berbeda ketika pendaftaran Eri-Armuji dari PDI Perjuangan. Sama-sama minim menerapkan jaga jarak fisik minimal dua meter.

Agaknya hasil negatif pemeriksaan tes usap dari salah satu rumah sakit di Surabaya itulah yang timnya serahkan ke KPU Kota Surabaya. Namun, sehari kemudian, hasil tes usap di RSUD dr Soetomo menunjukkan hasil berbeda.

“Kemudian tanggal 7 (September) itu, saya periksa kesehatan (di Graha Amerta RSUD dr Soetomo), saya tidak tahu hasilnya, yang jelas saya tidak mengalami gangguan klinis apa-apa,” ujarnya.

“Saya enggak ngerti, saya harus melakukan apa. Saya akan mengikuti arahan dari KPU juga RSUD dr Sutomo saja. Saya siap. Mau periksa kesehatan kapan, saya siap,” ujarnya.

Hasil swab kedua Bapaslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya yang dikeluarkan RSUD dr Saoetomo. Hasil ini disampaikan Machfud Arifin bakal calon wali kota Surabaya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (11/9/2020). Foto: Denza suarasurabaya.net

Machfud Arifin sesuai dengan keterangan hasil tes usap dari RSUD dr Soetomo terdeteksi terjangkit Covid-19. Di dalam surat itu juga memuat hasil tes usap Eri Cahyadi, Armuji, dan Mujiaman yang dinyatakan tidak terdeteksi.

Dr Dani, dokter pribadi Machfud Arifin pada kesempatan yang sama menjelaskan tentang hasil swab RSUD dr Soetomo yang menyatakan MA terdeteksi. Dia bandingkan itu dengan edaran dari WHO.

Dia menjelaskan, seringkali berkas hasil swab itu cukup membingungkan masyarakat karena memuat sejumlah poin, yang biasanya ada keterangan positif ada juga yang negatif.

“Artinya, sekalipun hasil swab itu positif bukan berarti serta-merta seseorang itu akan menularkan kepada orang lain. Ini berdasarkan surat edaran dari WHO yang dirilis pada 27 Mei,” ujarnya.

Dani menyebutkan, dalam surat edaran yang dia maksud, WHO menyatakan orang terjangkit Covid-19 yang sudah isolasi mandiri selama 13 hari tidak berpotensi menularkan virus ke orang lain.

Dani pun meminta masyarakat agar tetap waspada, tidak menganggap remeh Covid-19, tapi juga tidak perlu takut berlebihan terhadap penyakit yang disebabkan virus SARS-Cov-2 itu.

Dalam kesempatan konferensi pers secara virtual itu, Dahlan Iskan Mantan Menteri BUMN turut serta. Dia mengapresiasi langkah MA sebagai bakal calon wali kota yang terbuka dengan kondisinya.

“Saya senang sekali Pak Machfud Arifin ini melakukan keterbukaan nyata yang dibutuhkan politisi modern. Pemimpin di dunia sekarang ini, apapun harus dibuka. Dan Pak Machfud mempelopori sikap terbuka atas masalah pribadinya,” ujarnya.

Dahlan juga sempat menyampaikan bahwa dia iri dengan MA dan Mujiaman yang sama-sama sudah pernah terjangkit Covid-19 dan kini sudah memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap virus.(den/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs