Sabtu, 23 November 2024

Cegah Gelombang Kedua Corona, Risma Kembali Terapkan Tes Swab Bagi Pendatang

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya bakal menerapkan kembali kebijakan tes swab bagi para tamu yang menginap di Surabaya. Hal itu untuk mencegah terjadinya gelombang kedua virus corona, mengingat DKI Jakarta saat ini kembali menghadapi darurat Covid-19 dan kembali menerapkan PSBB ketat.

“Sebetulnya ini jam 10.00 WIB, saya ada rapat dengan Kecamatan nanti kita turunkan dengan Kelurahan untuk kembali seperti dulu. Jadi warga yang baru datang kita harus lakukan apa. Jadi sekarang kita sudah bisa lakukan rapid dan swab rutin di beberapa tempat. Jadi kita arahkan para tamu itu yang akan menginap harus lakukan itu (swab) dulu,” ujar Risma usai Kampanye Penggunaan dan Pembagian Masker di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/9/2020).

Risma mengatakan, kondisi Kota Surabaya sudah lebih baik. Angka kesembuhan (harian) rata-rata jauh lebih tinggi dari angka positif Covid-19. Tapi, kata Risma, situasi ini harus dijaga agar tidak terjadi gelombang kedua.

“Sejauh ini seperti tadi saya sampaikan data kita angka kesembuhan itu jauh lebih tinggi daripada angka konfirmasi positif. Tapi kita memang tidak boleh ceroboh. Tidak boleh kemudian ada reborn atau kembali,” katanya.

Menurut Risma, kebijakan pengawasan protokol kesehatan diprioritaskan untuk komunitas kecil seperti rumah makan, warung kopi dan sejenisnya. Karena, menurutnya tenaga kelurahan serta Babinkamtibmas dan Babinsa sangat terbatas untuk mengawasi komunitas besar.

“Yang kita jaga memang di komunitas kecil jadi misalkan di warung kopi di restoran kemudian di mal. Itu yang kita jaga. Jadi kita memang harus disiplin di situ. Karena kalau (komunitas) besar terlalu berat kita. Tenaga kita juga nggak ada,”

“Jadi karena itu Lurah dan Camat terus komunikasi dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Polsek, Koramil itu gerak terus mereka tiap hari untuk menjaga protokol di komunitas kecil tadi. Di perumahan warung, toko, mal, pasar, dan sebagainya,” katanya.

Menurut Risma, sekarang ini ada 900 lebih kamar di Rumah Sakit sudah kosong. Kemudian 58 kamar yang ada ventilatornya juga kosong, ICU kurang lebih 26 kosong. Lalu, tinggal 500-an pasien yang karantina di rumah dan di Rumah Sakit.

Menurutnya, hampir 75 persen pasien yang dirawat di rumah sakit itu sudah negatif, tapi belum bisa dikeluarkan karena masih menderita penyakit yang menyertainya.

“Mudah-mudahan ini bisa segera selesai, sehingga ekonomi Surabaya segera pulih kembali,” katanya. (bid/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs