Kantor Staf Presiden bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Jawa Timur dan Siloam Hospital Surabaya menggelar kegiatan “rapid test” atau tes cepat deteksi virus corona (COVID-19) bagi para jurnalis.
Kegiatan tes cepat yang berlangsung di Balai Wartawan A Aziz PWI Jatim, Surabaya, Kamis, itu ditinjau langsung Kepala KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko didampingi Ketua PWI Jatim Ainur Rohim dan sejumlah pengurus lainnya.
Dari data tim medis Siloam Hospital, tercatat sebanyak 95 orang jurnalis dan karyawan dari berbagai media cetak, elektronik, dan online yang berkantor di Surabaya ambil bagian pada kegiatan tes cepat ini.
“Dari 95 orang yang ikut tes cepat, sebanyak 91 orang hasilnya non-reaktif dan empat orang reaktif. Mereka yang hasil tes cepatnya reaktif segera ditindaklanjuti dengan swab test PCR untuk memastikan yang bersangkutan positif COVID-19 atau tidak,” kata Ketua PWI Jatim Ainur Rohim usai kegiatan tes cepat.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tes cepat kerja sama dengan KSP ini sebagai salah satu upaya deteksi dini pencegahan COVID-19 di kalangan jurnalis. “Wartawan atau jurnalis sangat rentan tertular virus corona karena sering berinteraksi dengan banyak orang. Tes cepat ini salah satu upaya kami mengantisipasi penyebaran virus corona di kalangan jurnalis dan keluarganya,” tambah pria yang akrab disapa Cak Air itu.
Ini merupakan kali kedua PWI Jatim mengadakan tes cepat COVID-19 bagi para jurnalis, setelah kegiatan pertama berlangsung sekitar satu bulan silam di Balai Wartawan PWI Jatim.
Sementara itu, Kepala KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan kegiatan tes cepat dengan menggandeng PWI Jatim ini salah satu tujuannya mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan penyebaran COVID-19.
“Kami berharap melalui teman-teman wartawan bisa terus mengedukasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19. Semua lapisan masyarakat harus memiliki tanggung jawab untuk mencegah penyebaran virus corona,” katanya.
Menurut Moeldoko, masyarakat harus terus mendisiplinkan diri untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat berkegiatan di luar rumah, jaga jarak fisik, dan menghindari kerumunan serta rajin mencuci tangan.
“Jangan sampai ada masyarakat yang tidak tahu dan merasa sehat, kemudian mengabaikan protokol kesehatan. Lalu ada juga masyarakat yang ternyata positif COVID-19, tapi membahayakan orang lain karena tidak mau melakukan isolasi. Hal-hal semacam ini yang perlu terus diedukasi kepada masyarakat, termasuk melalui teman-teman wartawan,” tambah Moeldoko yang beberapa saat sebelumnya menyempatkan diri berdiskusi dengan para pimpinan media di Surabaya. (lim)