Pemprov Jatim terus menangani penyebaran Covid-19 di Pondok Pesantren Darussalam, Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi.
Dokter Kohar Hari Santoso Kordinator Tim Tracing Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jawa Timur mengatakan, Pemprov Jatim melakukan isolasi 14 hari di lingkungan pondok pesantren.
“Karena awal presentasi, positivity rate-nya tinggi harus dilakukan isolasi blokade (lockdown) selama 14 hari,” ujar Kohar di Gedung Negara Grahadi, Selasa 1 September 2020.
Santri maupun pengelola pondok pesantren selama isolasi itu tidak diizinkan keluar, demikian halnya orang dari luar tidak diizinkan masuk ke lingkungan pondok pesantren.
Hal itu, kata Kohar, dilakukan Pemprov Jatim untuk mencegah penularan di luar lingkungan pondok. Selama isolasi, Kohar memastikan, kebutuhan logistik disediakan pemerintah.
“Kemarin Pak Sekdaprov (Heru Tjahjono) sudah ke sana melakukan koordinasi tentang dapur umum, blokade, dan pemeriksaan sudah dilakukan pada seluruh warga pondok,” bebernya.
Sejauh ini, dia bilang, ada sekitar 4.800 santri yang sudah menjalani tes swab atau polymerase chain reaction (PCR). Hasilnya diperkirakan akan keluar dua sampai tiga hari ke depan.
Sembari menunggu itu, Tim Satgas Covid-19 Jatim telah menyediakan ruang khusus isolasi untuk memisahkan santri yang positif. “Yang positif akan kita pisahkan,” tegasnya.
Perlu diketahui, sejauh ini sudah ada sekitar 539 santri di Pondok Pesantren Darussalam, Banyuwangi yang terkonfirmasi positif Covid-19. Terutama setelah adanya 340 santri terjangkit Covid-19 dari hasil swab Sabtu (29/8/2020) lalu.
Kohar memastikan, sudah ada evaluasi penanganan. Pengelola yang punya komorbid atau penyakit bawaan sudah dipisahkan. Sedangkan santri relatif muda, jenjang SMA/SMK tanpa gejala diisolasi di ruang sendiri.
Satgas Covid-19 Jatim terus melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan warga pondok pesantren secara ketat. Juga menyediakan makanan dan vitamin penunjang.
“Awal penularan masih kami lacak tapi kemungkinan karena ada santri yang pulang. Prosedur sudah ada. Tapi mungkin kelolosan akhirnya menyebar. Ada yang hidungnya enggak bisa bau di rapid kok ya reaktif kemudian positif,” ujarnya. (den/dfn/lim)