Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengajak warga untuk menggerakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massal guna menekan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, yang membawa virus penyakit demam berdarah.
“Semua harus bergerak untuk memberantas nyamuk dan sarangnya tersebut dengan kegiatan PSN secara massal (bersama seluruh warga di suatu wilayah RW/ dusun/ desa), serentak (dalam waktu yang bersamaan), berkelanjutan (tidak hanya satu kali, tapi setiap pekan dalam sebulan misalnya),” kata Adi Laksono Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri di Kediri, Rabu (30/1/2019).
Ia mengemukakan, nyamuk pembawa virus DBD tersebut suka bertelur dan berkembangbiak di air yang bersih. Saat musim hujan, air hujan yang relatif bersih akan mengisi semua wadah terutama yang ada di luar rumah, seperti kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, lubang bambu pagar halaman, ketiak pohon, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan populasi nyamuk meningkat luar biasa.
Menurut dia, dengan PSN secara massal populasi nyamuk bisa dikendalikan. Partisipasi warga tersebut sangat dibutuhkan, mengingat perkembangbiakan nyamuk juga sangat cepat. Dengan PSN secara masssal, diharapkan bisa secepatnya memutus mata rantai nyamuk berkembang.
Sementara itu, terkait penyebab meningkatnya kasus DBD yang meninggal, Adi mengatakan multi faktor. Misalnya karena kondisi pasien yang lemah saat datang maupun saat ditangani, ataupun karena diagnosa kurang tepat, sehingga di sarana layanan primer dengan diagnosa flu. Hal ini bisa terjadi, karena gejalanya mirip dengan gejala sakit flu, sehingga keluarga tidak waspada.
Ia menambahkan yang masih dalam penyelidikan, diduga adanya varian strain virus baru yang lebih ganas menyerang serta adanya mutasi gen nyamuk yang menyebabkan nyamuk kebal terhadap insektisida.
“Semua faktor tersebut bisa terjadi. Oleh sebab itu, peran semua pihak sangat penting dan dibutuhkan dalam upaya menurunkan populasi nyamuk, yang selanjutnya bisa menurunkan potensi penularan dan berikutnya akan terjadi penurunan kasus DBD di seluruh wilayah negeri kita, khususnya di Kabupaten Kediri,” kata Adi dilansir Antara.
Di Kabupaten Kediri, jumlah pasien penyakit demam berdarah hingga 271 orang pasien selama Januari 2019. Dari jumlah itu, 12 di antaranya meninggal karena penyakit tersebut.(ant/tin/ipg)