Sabtu, 23 November 2024
Advertorial

Machfud Arifin: Pertanggungjawaban Amanah Harus Tiga Arah

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Machfud Arifin calon Wali Kota Surabaya. Foto: Tim Grafis suarasurabaya.net

Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Purnawirawan Machfud Arifin, SH, selalu berkeyakinan bahwa amanah harus dipertanggungjawabkan ke tiga arah. Ini menjadi komitmen hidupnya selama berkarir di kepolisian.

Saat pria kelahiran Ketintang, Surabaya ini jadi Kapolda Jawa Timur, dia tuangkan komitmen dalam slogan yang mungkin masih terpampang di gedung lantai enam Polda Jatim. “Di gedung itu ada slogan “Patuh.” Itu singkatan,” ujarnya.

Patuh adalah akronim dari “Pro Aktif” menjalankan program Kapolri. “Artinya, tidak boleh pasif,” ujarnya. Selain itu polisi harus Unggul. Menurutnya, setiap insan kepolisian harus unggul sehingga menjadi kekuatan.

Selain itu, polisi juga harus Humanis. Mengayomi dan melindungi, serta terlibat dalam setiap hal yang berkaitan dengan masyarakat. “Polisi itu tidak hanya bertanggung jawab kepada yang memerintahkan tapi juga kepada masyarakat.”

Di tengah itu, ada Amanah. Machfud memasukkan amanah dalam slogan itu karena menurutnya semua manusia, tidak hanya polisi, harus memegang teguh amanah dalam setiap apa yang sedang dikerjakan.

“Saya dulu sebagai Kapolda harus melaporkan setiap hal kepada Kapolri. Lalu kepada masyarakat Jawa Timur, dan yang tertinggi mempertanggungjawabkan kepada Tuhan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.

Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Purnawirawan Machfud Arifin, SH. Foto: Tim Grafis suarasurabaya.net

Machfud menegaskan, setiap orang harus memegang teguh tugas pokok dan fungsinya. Tidak sewenang-wenang. Tidak arogan. Sehingga hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan bisa maksimal.

Itu menjadi prinsip hidupnya dalam mencapai karir sebagai perwira polisi yang telah dipercaya menjadi Kepala Polda di tiga wilayah sebelum menuntaskan semua tugas dan paripurna. Semua itu tak lepas dari peran ibunya.

“Ibu saya bukan siapa-siapa. Pendidikannya endak tinggi. Tapi dia ingin anaknya maju. Alhamdulillah anaknya semua sarjana. Karena beliau ahli tirakat. Jam dua pagi selalu bangun, salat, dan berdoa untuk keluarga,” katanya.

Machfud mengaku merasa begitu kehilangan kedua orangtuanya. Meski bersyukur telah memenuhi keinginan ibunya agar dirinya menjadi Kapolda Jatim, ketika dia mencapai itu semua ayahnya tidak bisa menyaksikannya.

“Itu yang membuat saya selalu sedih. Ayah saya meninggal sebelum melihat saya bisa membanggakan beliau,” ujarnya. Itu yang membentuknya menjadi orang yang tidak suka berjanji tanpa bisa menepatinya.

“Saya tipikal orang yang tidak suka berjanji. Kalau saya berjanji sama orang saya selalu untuk menepati. Banyak hal orang berjanji tapi tidak selesai-selesai. Terutama menyangkut hak orang Surabaya,” ujarnya.

Sebab itulah, di masa pensiunnya sekarang, dia telah meneguhkan hati untuk terus ada bersama orang-orang Surabaya yang berjuang puluhan tahun untuk kehidupan yang lebih layak. “Saya akan berjuang bersama arek Suroboyo,” ujarnya.(adv/den/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs