Grab meluncurkan program #TerusUsaha di Jawa Timur yang merupakan rangkaian solusi untuk percepatan digitalisasi jutaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program digitalisasi ekonomi ini mencakup pemberian iklan gratis bagi ribuan UMKM Surabaya, aplikasi untuk digitalisasi bisnis dan individu yang kehilangan pekerjaan melalui GrabMerchant dan GrabKios, serta sebuah portal khusus bagi UMKM agar bisa belajar dan mencari inspirasi.
“Grab juga bekerja sama dengan pemerintah di berbagai kota Jawa Timur untuk memberikan pelatihan dan teknologi untuk persiapkan UMKM lokal dan pedagang tradisional masuk dalam ekonomi digital,” ujar Halim Wijaya Head of East Indonesia Grab Indonesia dalam peluncuran program melalui webinar, Selasa (18/8/2020).
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, terdapat lebih dari 6,8 juta UMKM yang tersebar di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur dengan 95 persen di antaranya merupakan usaha berskala mikro. Usaha-usaha di Jawa Timur tersebut pun mampu menyerap hingga 11 juta tenaga kerja.
Temuan Riset Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara juga mengungkapkan bahwa pekerja lepas dan UMKM yang didukung teknologi Grab berkontribusi sebesar Rp8,9 triliun bagi perekonomian Surabaya pada tahun 2018 dan riset terbaru pada 2020, menunjukkan bahwa 23 persen responden mengaku bisa membuka lapangan pekerjaan bagi lebih banyak orang saat bisnisnya berkembang.
“Hal ini menandakan bahwa digitalisasi menjadi sangat penting dalam membantu para UMKM untuk bangkit guna menjaga ketahanan ekonomi dan lapangan kerja, khususnya memasuki era new normal ini,” kata Halim.
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim yang juga mengikuti webinar mengatakan, perekonomian di Jatim banyak disumbang geliat UMKM. Di Surabaya menyumbang seperempat ekonomi Jatim.
“Surabaya di sektor perdagangan sangat dominan. Pandemi Covid-19 memang terasa menghambat, karena marketplace-nya ada di Surabaya,” katanya.
Menurut Emil, melakukan digitalisasi bukan sekadar memasang banner di internet, tapi pola logistic termasuk transaksinya juga harus dipikirkan.
“Banyak UMKM terpukul di tengah Pandemi, Kementerian Koperasi akan membantu Usaha Mikro. Kita akan koordinasi dengan Kementerian untuk mendata siapa saja yang dapat,” katanya.
Sekarang ini, kata Emil, Pemprov Jatim terus mendorong masyarakat untuk pola beli digital transaksi. Karena Pandemi ini kapan selesai tidak ada yang bisa memprediksi.
“Pertumbuhan ekonomi Jatim memang mengalami penurunan 5,09 persen di kuartal II. Tapi, itu penurunan paling kecil di pulau Jawa. Kita tetap tidak boleh lengah untuk terus memacunya,” katanya. (bid/iss/lim)