Sabtu, 23 November 2024

PR Bupati Sampang Terpilih: Kemiskinan, Banjir, Sampai Komunitas Syiah di Jemundo

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Slamet Junaidi Bupati Sampang yang baru dilantik bersama Abdullah Hidayat Wakil Bupati Sampang, di Gedung Negara Grahadi, Rabu (30/1/2019). Foto: Istimewa

Selamet Junaidi dan Abdullah Hidayat secara resmi menjabat Bupati dan Wakil Bupati Sampang setelah melewati proses Pilkada Sampang 2018 hingga pemungutan suara ulang.

Keduanya dilantik bersama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo oleh Soekarwo Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Rabu (30/1/2019).

Ada beberapa PR (pekerjaan rumah) di Kabupaten Sampang yang perlu segera dituntaskan oleh pasangan kepala daerah terpilih ini begitu resmi dilantik hari ini. Pertama, soal kemiskinan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sampang 2018 angka kemiskinan di Kabupaten itu sebanyak 225.130 jiwa. Masih yang tertinggi di Jawa Timur meski sempat menurun 23,56 persen.

Selamet Junaidi Bupati Sampang menyadari hal ini. Dia mengatakan, ke depan, bersama wakilnya, dia akan berupaya “menyulap” Sampang agar menjadi lebih baik.

“Tingkat kemiskinan memang sangat tinggi. Terutama infrastruktur, yang saya lihat kurang bagus. Maka program kami untuk infrastruktur jalan, kami punya program betonisasi atau cor seluruhnya, atau hotmix,” katanya usai dilantik.

Dalam hal peningkatan perekonomian masyarakat Sampang, dia mengutamakan optimalisasi koperasi dan UMKM. Dia melihat, sebenarnya banyak potensi UMKM di Sampang.

“Cuman selama ini mereka kurang berkembang. Kurang sentuhan dari pemerintah. Maka kami akan hadir dengan koperasi, mulai proses sampai packaging,” ujarnya.

Soal pendidikan, dia mengklaim pendidikan di Sampang dari tahun ke tahun mulai meningkat. Namun, dia mengakui, indeks pembangunan manusia di kabupatennya masih kurang.

“Kami akan memikirkan bagaimana meningkatkan IPM di Sampang ini,” katanya.

Selain soal kemiskinan. Banjir di Sampang juga masalah yang harus diselesaikan. Slamet mengatakan, begitu dia kembali ke Sampang setelah resmi menjabat, tindakan segera diambil.

Salah satunya, dengan menambah jumlah alat berat untuk melakukan berbagai upaya pembersihan saluran-saluran yang tersumbat. Dia juga mengklaim, sudah punya inovasi.

“Kami pasti sudah punya inovasi bersama wakil kami, bagaimana supaya banjir di Sampang ini tidak terjadi lagi,” katanya tanpa menyebutkan, inovasi apa yang dia maksudkan.

Masalah lain yang berlarut-larut sampai sekarang adalah komunitas Syiah Sampang yang terusir dari tanah kelahirannya dan harus tinggal di rusunawa pengasingan di Jemundo, Sidoarjo.

“Soal Syiah Sampang ini, kami akan koordinasikan dengan kepala daerah (Sidoarjo), dengan LSM, dengan tokoh agama, dan dengan penduduk setempat bagaimana teman-teman di Jemundo ini bisa pulang, atau mencari solusi lain. Toh mereka masih warga Sampang juga,” ujarnya.

Dia mengatakan, sampai sekarang memang belum ada fasilitas khusus dari Pemkab Sampang yang diberikan untuk kesejahteraan komunitas Syiah Sampang di Jemundo.

“Kami akan koordinasi dengan Dinas Sosial, bagaimana kami bisa melayani teman-teman di Jemundo supaya dapat hidup lebih baik,” katanya.

Soal masyarakat di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Sampang, dia menjanjikan akan melakukan pendekatan ke berbagai pihak.

“Kan, tergantung bagaimana pendekatan dengan warga, dengan tokoh masyarakat setempat, dengan MUI setempat. Kalaupun mereka tidak setuju, kami akan menanyakan, lantas bagaimana solusinya?” ujarnya.

Dia juga menyampaikan harapan, serta mengarahkan kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk memberikan tempat khusus bagi warga komunitas Syiah di Jemundo agar bisa kembali ke Sampang.(den/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs