Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur terpilih 2019-2024 mengajak warga Sidoarjo dan Muslimat NU untuk memilih Caleg dari kalangan milenial.
“Milenial jumlahnya banyak, jadi representasi milenial juga harus banyak,” katanya saat acara Silaturahim dan Konsolidasi Relawan Kiai untuk M Habiburrohman (Gus Habib) Pemenangan Caleg DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di GOR Delta Sidoarjo, Rabu (30/1/2019) sore.
Menurut Khofifah, kebutuhan milenial ini karena tren dari bonus demografi yang sudah terjadi di Indonesia. Dia mencontohkan saat Pilgub 2018, pemilih milenial di Jatim sekitar 41 persen.
“Maka reorientasi milenial di dalam banyak hal menjadi dibutuhkan. Sekali lagi, milenial jumlahnya banyak, jadi representasi milenial juga harus banyak,” tandasnya seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.
Secara khusus, Khofifah juga mengajak warga Sidoarjo khususnya Muslimat NU untuk memilih Gus Habib. Putra Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet dan Surabaya, KH Asep Saifuddin Chalim ini dipandangnya sebagai representasi milenial.
Apalagi Gus Habib memiliki kesamaan dengan Khofifah, yakni maju Caleg di usia 25 tahun dari partai yang sama, PPP. “Ya, saya dulu berangkat dari PPP. Saya dulu mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat akhir zaman Pak Harto juga masih di PPP,” katanya.
Sebagai bukti kecintaannya kepada PPP, Khofifah bahkan menyerahkan gaji pensiunnya untuk Parpol yang kini dipimpin Romahurmuziy (Romi) tersebut.
“Saya sampaikan ke Mas Romi, saya ini dapat pensiun dari PPP. Jadi pensiunku saya tasrufkan (serahkan) kepada PPP melalui para Caleg yang merasa berseiring dengan perjuangan membangun demokrasi yang berkualias dan bermartabat,” paparnya.
Politik Pengabdian
Sementara Gus Habib bersyukur mendapat dukungan penuh dari Khofifah. “Alhamdulillah kalau support tidak kurang-kuranglah dari Bu Khofifah. Tinggal kami memaksimalkan, dan terhitung mulai September saya juga sudah jalan, sosialisasi ke Dapil,” katanya.
Gus Habib juga menegaskan dirinya maju Caleg DPR RI merupakan representasi dari anak muda, generasi milenial, yang ingin adanya perubahan mendasar.
“Terutama dalam mempersiapkan generasi Abad 21 yang tidak hanya unggul, tapi harus mampu bersaing pada semua leading sector,” katanya.
Caleg generasi milenial, menurut Gus Habib, harus mampu menjadi inspirasi orientasi politik transaksional menjadi politik pengabdian.
“Menghadirkan paradigma baru tentang politik adalah pengabdian, akan berpengaruh besar pada perubahan sosial yang praktis dan pragmatis,” ucapnya.
“Menjadi paradigma politik sepenuhnya untuk kemaslahatan masyarakat atau rakyat. Sebagaimana sebuah kaidah yang mengatakan: ashorruful imam alarro’iyah manutun bil maslahah,” sambungnya.
Sebagai caleg milenial, dia mengedepankan politik gagasan dan pemberdayaan. Gagasan alternatif untuk perubahan yang responsif terhadap kebutuhan generasi milenial harus diakomodir.
“Sehingga ruang kreatifitas bagi generasi muda akan terbuka luas. Minat dan bakat mereka disalurkan dan terwadahi dengan baik,” pungkasnya.(bid/dwi/rst)