Sabtu, 23 November 2024

Jelang Peringatan Kemerdekaan RI, Jumlah Pendaki Gunung Penanggungan Akan Dibatasi

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Gerbang masuk pendakian Gunung Penanggungan, Mojokerto. Foto: Fuad Radio Maja FM

Pembatasan bagi para pendaki Gunung Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto akan dilalukan untuk mengantisipasi membeludaknya peserta pendakian setiap perayaan Hari Kemerdekaan RI. Petugas dilakukan dengan sistem buka tutup untuk memecah adanya kerumunan masa di tengah Pandemi Covid-19.

Khoirul Anam Sekretaris LMDH Sumber Lestari mengatakan, mengacu pada tahun sebelumnya, Gunung Penggungan selalu dipadati ribuan pendaki pada momen 17 Agustus, khusunya di jalur pendakian Via Tamiajeng. Untuk itu, petugas memberlakukan sistem buka tutup di jalur tersebut.

Apalagi pada momen tahun 2020 ini, di Gunung Penagunggan diketahui akan ada tiga titik lokasi upacara kemerdekaan, masing-masing di Puncak Pawitra, Bayangan dan Bukit Gajah Mungkur.

“Untuk tahun ini, Kegiatan-kegiatan 17 Agustus di Gunung Penaggungan tidak seperti kemarin, karena kita tau sendiri masih Pandemi. Terutama adanya terkait upacara di puncak bayangan maupun di Puncak Pawitra,” terangnya menurut laporan Fuad Radio Maja FM yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (15/8/2020).

Dalam mengtisipasi membeludaknya para pendaki yang akan merayakan hari kemerdekaan di Puncak Pawitra, pihaknya telah melakukan berkordinasi dengan beberapa pos penaggungan jawab di jalur resmi.

“Kita juga berkordinasi dengan petugas pos penaggung jawab di jalur resmi. Seperti jalur Kedungudi, Seloliman dan jalur pendakian Via Telogo. Tujuannya ketika pendaki via jalur Tamiajeng ini membeludak kita sarankan bisa melalui jalur lain,” tambahnya.

Sesuai dengan aturan protokol kesehatan, jumlah pendaki seharusnya dibatasi hanya 50 persen dari jumlah normal. Namun, karena ini momen 17 Agustus, maka akan disesuaikan dengan catatan tidak sampai terjadi penumpukan.

“Jalur Tamiajeng kapasitasnya secara normal bisa mencapai 2.300 orang, itu dengan asumsi bisa mendirikan tenda semuanya. Namun pada tahun ini, khusunya di jalur Tamiajeng kita antispasi adanya penumpukan masa terlebih di registrasi yang paling rawan, mengantisipasinya kita akan memberlakukan sistem buka tutup,”jelasnya.

Tak hanya antisipasi membeludaknya pendaki, pihaknya juga bekerja sama dengan potensi relawan lain, seperti LPBI-NU dan juga Wlirang Comunity serta potensi relawan yang ada di Mojokerto dalam sektor pengamanan.

Sementara itu, Saiful Anam Ketua LPBI-NU Mojokerto mengatakan, dalam penjagaan pengamanan pendaki menjelang momen 17 Agustus di Gunung Penanggungan, pihaknya bersama potensi relawan yang ada di Mojokerto akan membagi tim di beberapa sektor.

“Tentunya kita akan siapkan anggota yang akan berjaga di tiap-tiap pos, termasuk di jalur pendakian resmi yang lain. Ini dilakukan tak lepas apabila ada insiden yang tak di inginkan,”terangnya.

Sebab, lanjut Anam pada momen hari kemerdekaan tahun ini setidaknya ada tiga lokasi upacara bendera di yang ada di Gunung Penanggungan. Yakni di Puncak Pawitra yang akan mengibarkan 1.000 bendera, Puncak Bayangan, dan di bukit Gajah Mungkur yang masih satu area di bawah gunung penanggungan.

” Di Bukit Gajah Mungkur dilaksanakan oleh Tim Dewan Koordinasi Nasional Corp Barisan Pelajar (DKN CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Mojokerto via jalur Pendakian Telogo, Kecamatan Ngoro Mojokerto,” tandasnya.(fad/tin/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs