Sabtu, 23 November 2024

Jubir Presiden: Pak Jokowi Mewakafkan Hidupnya untuk Kemajuan Indonesia

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Fadjroel Rachman Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi. Foto: dok./Farid suarasurabaya.net

Fadjroel Rachman Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi mengatakan, Joko Widodo Presiden mewakafkan hidupnya untuk Indonesia Maju berdasarkan ideologi Pancasila dan UUD 1945, untuk demokrasi, reformasi 1998, Bhinneka Tunggal Ika di bawah naungan Merah Putih, di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pernyataan bernada pujian itu disampaikan Fadjroel, sesudah mencermati isi pidato kenegaraan yang disampaikan Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI menyambut HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia, Jumat (14/8/2020), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.

“Pidato Presiden pada 14 Agustus 2020 di hadapan Anggota MPR pada dasarnya adalah wujud pelaksanaan sumpah jabatan Presiden untuk menjalankan Pancasila, Mukadimah UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujarnya melalui pesan singkat, Sabtu (15/8/2020).

Juru Bicara Presiden itu pun mendukung penuh ajakan Jokowi untuk ‘membajak’ momentum krisis dengan serentak dan serempak untuk menjadikan Indonesia Maju seperti yang dicita-citakan.

“Presiden mengingatkan, krisis menjadi momentum bagi Indonesia untuk melakukan transformasi, melaksanakan strategi besar memecahkan masalah fundamental bangsa. Kita harus ‘membajak’ momentum krisis dengan serentak dan serempak untuk menjadikan Indonesia Maju seperti yang dicita-citakan,” imbuhnya.

Sekadar informasi, dalam pidato kenegaraan Sidang Tahunan MPR RI di kompleks Parlemen Gedung DPR/MPR kemarin, Presiden menyebut kondisi krisis sekarang ibarat komputer yang sedang macet (hang).

Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, namun tetap mempunyai kesempatan mengatur ulang semua sistemnya.

Pada kesempatan itu, Presiden juga meminta semua pihak bekerja sama dengan gotong royong untuk bangkit dari kondisi krisis.

Ajakan ‘membajak’ momentum krisis, menurut Presiden, bisa dilakukan dalam bentuk lompatan kemajuan, antara lain reformasi di segala sektor dan pembenahan diri secara fundamental, reformasi fundamental itulah strategi kita di masa krisis ini, meraih kemajuan di segala bidang, dan mencegah resesi di bidang perekonomian, lalu mempercepat pertumbuhan ekonomi pada 2021 dengan perkiraan 4,5 – 5,5 persen.

“Pola pikir dan etos kerja bangsa Indonesia harus berubah. Fleksibilitas, kecepatan, dan ketepatan sangat dibutuhkan. Efisiensi, kolaborasi, dan penggunaan teknologi harus diprioritaskan untuk transformasi kemajuan bangsa,” kata Fadjroel mengutip pernyataan Presiden.

Setiap kebijakan pemerintah harus mengedepankan pendekatan demokratis (termasuk mensukseskan Pilkada 2020), ramah lingkungan, melindungi HAM, juga harus cepat, tepat dan ilmiah.

Ekosistem nasional yang produktif dan inovatif harus didukung oleh bidang/pilar hukum, politik, kebudayaan dan pendidikan yang mumpuni.

“Presiden menegaskan, Pemerintah tidak pernah main-main dengan upaya pemberantasan korupsi. Demokrasi harus tetap berjalan dengan baik, tanpa mengganggu kecepatan kerja dan kepastian hukum, serta budaya adiluhung Bangsa Indonesia,” sebutnya.

Kepala Negara juga mengingatkan nilai-nilai luhur Pancasila tidak bisa dipertukarkan dengan apa pun juga. Tidak ada ruang bagi siapapun untuk menggoyahkannya.

“Semua itu dedikasikan untuk perekonomian nasional yang adil, untuk kepentingan yang sudah bekerja, untuk kepentingan yang sedang mencari kerja, untuk mengentaskan kemiskinan, dengan menyediakan kesempatan kerja yang berkualitas seluas-luasnya,” pungkasnya.(rid/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs