Indonesia mendorong kerja sama sektor kesehatan dengan Rusia, termasuk mengenai vaksin dan penelitian di bidang teknologi kesehatan.
“Yang saat ini sedang kita dorong adalah pertemuan lebih lanjut untuk membahas aspek-aspek teknis kerja sama di antara kedua negara,” kata Teuku Faizasyah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri dalam pengarahan media secara daring, Kamis (13/8/2020).
Pembahasan kerja sama telah dilakukan antara kementerian kesehatan kedua negara pada 5 Juli 2020, yang merupakan tindak lanjut dari pembicaraan telepon antara Joko Widodo Presiden dan Vladimir Putin Presiden Rusia pada 13 April 2020.
Faizasyah tidak menjelaskan lebih lanjut apakah kerja sama yang dimaksud berkaitan dengan vaksin yang diklaim Rusia telah berhasil dikembangkan untuk melawan pandemi Covid-19.
“Sebatas itu yang bisa kami sampaikan sekarang,” ujar dia, seperti dilaporkan Antara.
Presiden Putin pada Selasa (11/8/2020) mengumumkan bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan uji coba pada manusia.
Keputusan Moskow untuk memberikan restunya bagi penggunaan vaksin tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pakar.
Pasalnya, hanya sekitar 10 persen uji klinis berhasil dilakukan dan beberapa ilmuwan merasa khawatir Moskow mungkin saja lebih mementingkan gengsi negara ketimbang pengetahuan dan keamanan.
Vaksin yang diberi nama “Sputnik V” dan dikembangkan oleh Institut Gamaleya akan diproduksi sebanyak 5 juta dosis per bulan pada Desember-Januari.
Beberapa negara seperti Filipina dan Kazakhstan menyatakan minatnya untuk menjalin kerja sama dengan Rusia untuk pengembangan dan akses vaksin tersebut.(ant/iss/lim)