Sabtu, 23 November 2024

Terdampak Pandemi, Driver Ojol Alih Profesi Jadi Penjual Tepung Magic

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Dana, anak dari Dahlawi yang ikut membantu ayahnya mengemasi tepung magic hasil bisnis rumahan sendiri setelah sang ayah alih profesi dari pengemudi Ojol imbas pandemi Covid-19. Foto: Istimewa

Pandemi Covid-19 yang menyebar di Indonesia sejak Maret lalu membuat segala aktivitas berbagai sektor porak-poranda, khususnya sektor kesehatan dan ekonomi. Kondisi ini membuat seseorang yang merasa terdampak harus memilih, meski menyulitkan karena berisiko pada kehidupan keluarga.

Sebut saja Dahlawi, bapak dua anak yang tinggal di Sidoarjo. Pria berusia 51 tahun ini jadi salah satu contoh dari mungkin ribuan driver online yang juga terkena dampak pandemi virus corona.

Di tengah ketidakpastian ekonomi, Dahlawi terpaksa ‘banting setir’ dengan berjualan tepung magic. Ia mengatakan, orang harus berani mengambil keputusan ketika sudah tidak punya penghasilan tetap.

“Sampai suatu saat saya ngobrol-ngobrol di rumah dengan tetangga-tetangga, akhirnya saya kebetulan bisa membuat tepung bumbu racik bahan dasarnya tepung terigu kita kasih bumbu rempah-rempah jadi tepung crispy,” kata Dahlawi saat dihubungi Suara Surabaya, Selasa (11/8/2020).

Tepung Magic, tepung krispi yang dijual Dahlawi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat pandemi Covid-19. Foto: Istimewa

Dahlawi menceritakan, awalnya berat untuk mengambil keputusan berhenti sebagai driver online. Apalagi hanya mengandalkan kuliner soto dan ayam geprek yang sebelumnya sudah dikelola sang istri.

Sementara sebagai kepala rumah tangga, Dahlawi harus mencari cara supaya ada pemasukan lain demi menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Dahlawi mengakui, untuk memasarkan produknya memang tidak mudah. Beruntungnya, berkat bantuan Hari Widodo yang juga tetangga dekatnya yang melek tehnologi, produk Tepung Magicnya mulai berkembang.

“Saya kemasi, jalan sebentar karena waktu itu terkendala dengan pemasaran. Akhirnya berhenti tidak produksi lagi. Lalu ngobrol-ngobrol di rumah sama tetangga bikin bahan tepung bumbu atau tepung crispy, lalu tetangga minat untuk memasarkan. Saya bikin lagi, ada bagian pemasaran, Alhamdulillah jalan,” ujarnya.

Widodo yang membuka usaha counter HP juga terimbas pandemi corona menangkap peluang itu. Sebagai bagian dari makluk sosial merasa terpanggil untuk membantu tetangga yang kesulitan dalam pemasaran usaha tepung bumbunya.

Hari Widodo menyebut, berdasarkan upaya dan iktiarnya membantu pemasaran produk tetangganya, tepung magic buatan pak Awi sudah mulai dikenal banyak orang.

Beberapa media sosial diantaranya instagram dan juga whatsapp komunitas menjadi wadah yang paling efektif untuk pemasaran. Dengan mulai banyaknya pesanan bisa menambah penghasilan keluarga Dahlawi.

“Pak Awi masih melihat pasar itu konvensional, berhubung sekarang sudah zamannya teknologi, saya berusaha memperkenalkan ke Pak Awi. Awalnya dipandu bagaimana googlenya, konten, dan lain-lain. Lama-lama pasar online itu ada untuk tepung magic Pak Awi. Akhirnya bisa menjadi pandangan baru karena pasar itu luas dan banyak peluang,” ujarnya.

Dana dan ayahnya, Dahlawi, mengemasi tepung magic atau tepung krispi yang mereka jual setelah ayahnya alih profesi dari pengemudi ojek online. Foto: Istimewa

Hari Widodo ataupun Dahlawi berharap, upaya membuat produk tepung ini bisa jadi inspirasi di tengah terpaan ekonomi keluarga akibat pandemi Covid-19. Bersamaan dengan momen Kemerdekaan Repubik Indonesia ke-75 juga bisa jadi awal positif kebangkitan kehidupan ekonomi keluarga.

Semangat dan motivasi akan jadi landasan kuat untuk tetap berinovasi. Menciptakan karya-karya yang bisa menguntungkan keluarga ditengah pandemi virus corona.(bud/tin/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs