Jumat, 22 November 2024

Desain Kendaraan Segala Medan SAR Raih Judge’s Award

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Sketch karya Made Arya satria Dewangga mahasiswa ITS yang meraih penghargaan internasional. Foto: Humas ITS

Di ajang Michelin Challenge Design 2020 bertema Upcycle, Made Arya Satria Dewangga mahasiswa departemen Desain Produk ITS dengan karya desain Audi Convert – Search and Rescue Edition (AC-SAR), dilirik juri dan dianugerahi Judge’s Award.

Made Arya Satria Dewangga menyampaikan bahwa AC-SAR merupakan desain mobil pencarian dan penyelamatan (SAR) yang mampu melaju di medan sulit dan beragam yang ada di seluruh dunia.

Desain mobil ini memanfaatkan uni-ball, yakni berbagai jenis ban dengan fungsi medan berbeda yang berbentuk bola. “Teknologi uni-ball ini cocok digunakan untuk mobil SAR karena dapat mendukung operasi di berbagai medan,” terang Made sapaan Made Arya Satria Dewangga.

AC-SAR ini, lanjut Made memodifikasi desain mobil pemenang tahun 2017 yakni Audi ConverT oleh Jeon Min Woo dan Nam Dong Hoon yang merupakan desain untuk mobil balap LeMans.

Made memanfaatkan chassis atau tulang mobil dan teknologi uni-ball yang kemudian dimodifikasi sedemikian rupa agar menjadi mobil SAR. “Ada penyesuaian di bagian interior dan eksterior mobil agar dapat memenuhi fungsi dan standar sebagai mobil SAR di seluruh dunia,” terang Made.

Ada pula desain pendukung lain untuk memudahkan misi SAR. Pertama, Quick Scan Diagnosis yang merupakan teknologi untuk mendapatkan hasil diagnosis cepat bagi korban yang terluka. Kedua, Reusable Tire yakni ban mobil yang dapat kembali ke bentuk bola ketika dilepas atau diganti sehingga dapat digunakan di misi lain.

Ditambah juga Search Drone yakni asisten multifungsi yang gesit dan fleksibel menjangkau daerah sulit serta dapat mengangkat Supa-Med Box atau kotak medis yang memuat semua kebutuhan korban. Ditambah lagi dengan Electric Winch untuk men-support mobil apabila tersangkut di lumpur atau batuan, serta menarik korban ke tepi danau.

Terciptanya AC-SAR ini sendiri merupakan keingintahuan nahasiswa asal Denpasar ini mengenai dunia SAR. Menurut Made, mobil SAR yang ada selama ini, di desain hanya untuk satu medan khusus agar kinerjanya optimal. Sehingga memerlukan model mobil dan spesifikasi yang berbeda untuk tiap medan yang hendak ditempuh. Misalnya, mobil untuk misi di hutan berbeda dengan di padang es.

Made memberi contoh pengaplikasian AC-SAR di medan yang nyata yakni pada Gunung Batur, Bali. Di sana memiliki berbagai tipe medan yang berdekatan mulai dari bebatuan vulkanik, hutan, hingga tanah berlumpur.

Ketika ada seorang petualang mengalami cedera dan butuh bantuan, mobil SAR biasa akan sulit dan bisa memakan waktu berhari-hari. “Di sinilah AC-SAR itu berperan, operasi evakuasi dapat lebih efektif,” ungkap Made.

Tidak hanya itu, Made yang lahir tahun 1999 ini, menyatakan bahwa AC-SAR yang menerapkan prinsip upcycle tersebut memiliki prinsip ramah lingkungan dan sustainable. Upcycle sendiri merupakan pengalihan fungsi suatu produk atau desain yang pernah ada secara kreatif agar memiliki nilai baru yang lebih dari desain sebelumnya. “Pemanfaatan desain lama ini dapat mengurangi limbah yang dihasilkan akibat produksi mobil yang sebelumnya,” kata Made.

Mahasiswa angkatan 2017 ini menambahkan bahwa AC-SAR ini merupakan paket lengkap yang mendukung dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Meskipun tidak berharap banyak bahwa desain ini dapat direalisasikan pada waktu dekat, namun Made berharap dapat memberi inspirasi pada khalayak umum. “Semoga AC-SAR dapat menginspirasi individu lain untuk berkarya dan menuangkan ide liar lainnya,” pungkas Made.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs