Jumat, 22 November 2024

Dua Sektor Penyelamat Ekonomi Jatim di Triwulan II 2020

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Kresnayana Yahya ketika menjadi pembicara dalam Economic Outlook 2017, Rabu (7/12/2016). : Foto : Totok suarasurabaya.net

Ekonomi Jatim pada triwulan II 2020 terkontraksi 5,90 persen dibandingkan triwulan II 2019 (YoY). Sejumlah sektor industri seperti perdagangan, hotel, dan akomodasi tercatat anjlok.

Kresnayana Yahya CEO Enciety Business Consult mengatakan, dibalik penurunan ekonomi Jatim di Triwulan II 2020, ada dua sektor yang dinilai mampu mengimbangi anjloknya sejumlah sektor industri, yaitu Pertanian dan Komunikasi.

“Tapi kan kita beruntung April-Mei ada panenan. Aktivitas pertanian itu juga mengimbangi yang anjlok. Ada tambahan aktivitas pertanian tinggi. Ada lagi, karena orang banyak work from home, school from home, aktivitas IT bertambah sangat besar. Pertumbuhan nya 10 persen lebih, walaupun dari tahun lalu itu sudah meningkat sangat tinggi. Ditambah situasi covid penggunaan (teknologi komunikasi) kita meningkat tajam,” ujar Kresnayana saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Kamis (6/8/2020).

Seperti diketahui, sebelumnya Dadang Hardiwan Kepala BPS Jatim pada Rabu (5/8/2020) juga mengakui, lapangan usaha Informasi dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi.

“Adapun pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,39 persen,” ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara daring, Rabu (5/8/2020).

Sedangkan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh sebesar 27,26 persen.

Terkait anjloknya pertumbuhan ekonomi Jatim di triwulan II 2020, Kresnayana mengatakan, seharusnya masyarakat sudah bisa merasakannya sejak April dimana banyak aktivitas terhenti akibat PSBB.

“Yang sudah kita lewati, ini kan mestinya masyarakat merasa April-Mei-Juni aktivitas kita itu ngedrop. Ada PSBB, ada banyak penyusutan aktivitas, yang paling tinggi adalah transportasi, pergudangan,” jelasnya.

ia menambahkan, pada bulan Agustus ini, pertumbuhan ekonomi masyarakat diprediksi akan naik karena beberapa faktor.

“Ini akan keluar gaji ke-13. Lalu ada banyak kemudahan dan penurunan suku bunga, SBI. Lalu ada banyak janji-janji , yang gajinya di bawah 5 juta ada tunjangan. Ini kan dorongan-dorongan memulihkan ekonomi dan menjamah daya beli masyarakat di sektor-sektor strategis dengan harapan terjadi pemulihan di triwulan 3 dan 4,” katanya.

Tapi, ia mengingatkan, ada sejumlah faktor yang bisa membuat ekonomi tetap lemah, meskipun stimulus-stimulus sudah diberikan.

“Stimulusnya sudah cukup. Tapi kan memang ada 3 faktor. Konsumsi masyarakat masih ragu-ragu. Gak belonjo-belonjo. Dua, mereka yang kehilangan pekerjaan atau belum full capacity. Ketiga banyak lulusan SMA/SMK yang dalam tanda petik menunggu karena tidak atau belum banyak lowongan buka,” ungkapnya.

Ia mengatakan, di situasi ini, adanya usaha-usaha rumahan dadakan yang muncul saat pandemi cukup penting. Ia mengatakan, hal itu adalah bantalan sosial yang membuat orang punya penghasilan tambahan di saat pandemi.

“Itu salah satu bantalan sosial yang menjadikan adanya kesempatan orang dapat tambahan penghasilan sambil menaikkan value dari kegiatan rumah tangganya. Bikin kue, masakan. Itu jumlahnya sangat besar, sangat membantu terjadinya peningkatan konsumsi di masyarakat. Ini yang seringkali adalah jaring yang tidak kelihatan,” pungkasnya. (bas/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs