Supomo Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya menegaskan, belum bisa memastikan kapan sekolah tatap muka bisa dimulai untuk jenjang SMP. Menurutnya, simulasi protokol kesehatan yang dilakukan di 21 SMP baik negeri maupun swasta itu masih sebagai bahan kajian.
“Kita masih kajian, kita melakukan analisa dari segenap aspek,” kata Supomo, Selasa (4/8/2020).
Supomo bilang, kajian ini melibatkan banyak pihak seperti Satgas Covid, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pakar epidemiologi serta stakeholder lain. Kajian itu membahas apakah Surabaya sudah benar-benar memungkinkan untuk kembali membuka pembelajaran tatap muka.
Aspek yang diperhatikan itu meliputi terkait kajian situasi pandemi, kesiapan sekolah seperti terkait dengan kesediaan sarana dan prasarana, kondisi guru dan siswa menjadi hal yang dipertimbangkan.
Supomo, komunikasi intensif dengan wali murid juga perlu dilakukan. Itu penting, untuk memastikan tak hanya sekolah saja yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat, melainkan orang tua juga berperan aktif.
“Izin orang tua penting. Agar orang tua juga berperan aktif mengetahui dan ikut bertanggungjawab pada anak-anak. Jadi jangan sampai di sekolah sudah terkendali tapi di luar sekolah (di rumah) tak terkendali,” katanya.
Hingga saat ini, kata Supomo kajian rencana sekolah tatap muka terus dilakukan. Kondisi tingkat penularan Covid-19 di Surabaya nantinya juga menjadi pertimbangan. Sambil menunggu kondisi memungkinkan, segala konsep dan rencana terus dimatangkan.
“Semua stakeholder yang ada di sekolah itu kita siapkan, sehingga nanti jika situasinya memungkinkan, kita sudah siap,” terang Supomo. (bid/bas/ipg)