Erlina, warga Candi, Sidoarjo mengeluhkan susahnya mendapatkan antrean online Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sidoarjo.
“Saya mau mengurus akta kelahiran anak saya. Usianya sudah lima bulan. Antrean online itu kan dibuka jam tujuh pagi, saya sudah submit kelengkapan, tapi jam tujuh lewat semenit kuotanya langsung nol. Saya punya capture-annya. Padahal kuotanya 400 per hari,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (4/8/2020) pagi.
Erlina menjelaskan, sejak awal melahirkan, dia sudah mau mengurus lewat online tapi tidak dapat kuota. Suaminya sampai datang ke kantor Dispendukcapil, tapi juga diarahkan untuk lewat online saja.
Saat dia mengobrol dengan teman-temannya di Facebook, ternyata banyak yang mengeluhkan hal serupa. Selalu kehabisan. “Ada yang menawari calo. Saya punya kontaknya. Saya dimintai biayanya. Kalau Kartu Identitas Anak (KIA) Rp100 ribu, Akta Kelahiran juga Rp100 ribu sampai jadi KIA atau aktanya. Padahal penerbitan akta kelahiran gratis,” kata dia.
“Saya dikirimi capture oleh calo kalau dia sudah dapat WA dari Dispendukcapil supaya saya percaya sama calonya. Kata calonya, ‘Sampeyan fotokan saja berkas-berkasnya. Kalau sudah mau jadi yang asli saya ambil’. Tapi saya bertahan gak pakai calo,” tambahnya.
Mendengar keluhan warganya, Nur Ahmad Syaifuddin Plt Bupati Sidoarjo yang dihubungi Suara Surabaya menyatakan akan memanggil Kepala Dispendukcapil Sidoarjo untuk mengonfirmasi hal ini.
Selama ini yang dia ketahui, setiap hari memang banyak sekali warganya yang mengurus surat di Dispendukcapil. “Kami sejak awal banyak memikirkan masalah Dispendukcapil karena banyak sekali yang mengurus surat-surat. Dulu sampai 700 dalam satu hari,” kata Nur Ahmad.
Tak lama kemudian, Reddy Kusuma Kepala Dispendukcapil Kabupaten Sidoarjo langsung menghubungi Suara Surabaya. Dia mengatakan bahwa semua masukkan dari Erlina akan menjadi masukan dan evaluasi bagi Dispendukcapil Sidoarjo. “Kami tidak bermain dengan siapa-siapa. Monggo Bu Erlina sewaktu-waktu bisa cerita kepada kami,” kata Reddy.
Reddy menjelaskan, nomor antrean dibuka H-1 untuk pelayanan besoknya supaya masyarakat punya waktu untuk scan atau foto. Total kuota antrean Dispendukcapil Sidoarjo setiap hari ada 420. Jumlah itu dibagi untuk beberapa jenis layanan dengan kuota bervariasi. Sehingga jika layanan akta kelahiran penuh, bisa saja layanan yang lain masih ada kuotanya.
Terkait adanya calo yang bisa mendapatkan kuota, kata Reddy, Dispendukcapil Sidoarjo masih terus berusaha meminimalisir adanya calo. Salah satu caranya dengan memberikan layanan digital. Meski demikian, dia mengakui platform antrean di website memiliki kelemahan yaitu satu orang bisa mengambil banyak nomor antrean.
“Kami tidak bisa memprediksi siapa yang calo karena yang mengambil wajib yang bersangkutan atau ada di satu Kartu Keluarga,” ujar Reddy .
Cara lainnya untuk meminimalisir adanya calo, Dispendukcapil Sidoarjo sedang mengembangkan aplikasi antrean versi android. Satu nomor IMEI hanya bisa mengambil satu antrean. Diharapkan, Agustus ini aplikasi tersebut bisa terealisasi.
Sementara, usulan penumpukan antrean juga tidak mungkin dilakukan. Hal ini karena adanya SOP pengurusan surat di Dispendukcapil Sidoarjo yang mengharuskan pengusuran akte kelahiran selesai dalam waktu 5 hari dan KTP 2 hari. (iss)