Belasan korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Gilang mahasiswa FIB Unair mulai bersuara. Semenjak Unair membuka help center, sudah ada sekitar 15 laporan yang masuk terkait kasus ini.
Di sisi lain, Penyidik Unit Resmob Polrestabes Surabaya sampai saat ini masih memeriksa dua saksi korban terkait kasus ini. Polisi juga masih berupaya menambah saksi dengan menghubungi via direct message kepada sejumlah akun media sosial yang sempat speak up mengenai hal ini.
Suko Widodo Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair menyebut, beberapa korban yang melapor lewat helpdesk enggan memberikan identitas mereka pada help center.
“Help center Unair sampai sekarang sudah menerima 15 pengaduan. Tetapi agak sumir karena laporan itu mengatakan dia tidak menjelaskan namanya siapa, ditanya identitas tidak menjawab, tapi dia mengatakan bahwa dia pernah punya pengalaman di chat seperti ini. 15 laporan baru selevel itu,” kata Suko.
Namun, dari data yang dihimpun help center, semua mengaku pernah dihubungi Gilang dengan modus sama yaitu riset akademis seperti yang sebelumnya viral di media sosial.
“15 (pelapor itu) hanya menyatakan lewat online, tapi kita tanya, maaf dari mana, alamatnya di mana, mereka tidak mau menunjukkan identitas. Jadi memang perkara ini tentu harus segera ditangani agar tidak membuat trauma masyarakat,” ujar Suko.
Saat ini, pihak kampus masih berupaya menjalin dialog dengan Gilang atau Keluarganya. Suko mengatakan, yang bersangkutan sudah tidak ada di kosnya sejak Maret lalu.
“Kita sedang berikhtiar mencari pihak keluarga untuk segera bisa mengklarifikasi. Kemudian kita pun juga berusaha ingin menjaga terutama mereka yang merasa menyatakan dirinya sbeagai korban, silahkan ke help center, kita akan bantu dari psikolog, psikiater, dengan harapan bisa membantu menyelesaikan masalah ini,” katanya. (bid)