Sabtu, 23 November 2024

Becak Yogyakarta Jadi Tambahan Koleksi Museum di Moskow

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Dubes RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi setelah menyerahkan becak koleksi museum. Foto: KBRI Moskow

Museum Ketimuran The State Museum of Oriental Art di Moskow mendapat becak dari Yogyakarta, menambah koleksi museum tersebut.

Becak koleksi museum diserahkan M. Wahid Supriyadi Dubes RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, kepada Aleksander Sedov Direktur Jenderal Museum di Museum Ketimuran, Kamis (23/7/2020) lalu.

Acara penyerahan berlangsung di Museum Ketimuran dihadiri Azis Nurwahyudi Wakil Kepala Perwakilan RI, dan bidang Pensosbud KBRI Moskow, serta jajaran Museum, termasuk Tatyana Metaksa, Penasehat Direktur Jenderal Museum.

Untuk sementara waktu becak disimpan di KBRI Moskow untuk diperbaiki. Penyerahan tertunda juga karena dampak pandemi Covid-19.

Aleksander Sedov menyampaikan apresiasi kepada KBRI Moskow, Gubernur DI Yogyakarta, dan bangsa Indonesia atas pemberian hibah becak yang menambah koleksi museum.

Benda-benda seni budaya Indonesia sangat menarik dan menjadi salah satu perhatian para pengunjung. Banyak juga koleksi benda Indonesia yang diperoleh Museum sebagai hibah.

Para staf museum yang baru pertama kali melihat becak sangat tertarik dan dinilai unik dan antik. Bahkan seorang staf Museum menaiki becak mengayuhnya dan membawa Tatyana Metaksa duduk di bagian depan becak.

Dubes Wahid mengatakan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan becaknya. Becak tidak hanya sebagai sarana transportasi tradisional tetapi memiliki sejarah panjang, becak jadi obyek pariwisata Yogyakarta.

Dikatakannya becak menjadi simbol persahabatan Indonesia-Rusia. Tahun ini Indonesia dan Rusia merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dan merayakan HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia, ujar Dubes Wahid yang akan mengakhiri masa tugasnya di Moskow pada akhir Juli.

Museum Ketimuran merupakan museum tertua di Rusia yang didirikan tahun 1918. Di museum ini terdapat ruangan khusus memamerkan benda-benda seni budaya Indonesia, seperti keris, kain dari beberapa daerah Indonesia, topeng, patung, dan lainnya.

Benda-benda tersebut kebanyakan sumbangan dari warga Rusia yang pernah ke Indonesia, seperti wayang kulit dari Kliment Voroshilov yang ke Indonesia tahun 1957. Terdapat juga keris Jawa dibuat tahun 1825 pada saat Perang Diponegoro.

Dalam empat tahun terakhir museum memperoleh berbagai koleksi baru benda seni budaya Indonesia, seperti gitar bermotif batik, tempat minum kopi dari bamboo asal Kebumen, dan batik pekalongan.

Dubes Wahid berharap budaya Indonesia dapat semakin dikenal oleh warga Rusia. Kunjungan ke museum merupakan tradisi kuat warga Rusia. Tahun 2019 Museum Ketimuran dikunjungi sekitar 200 ribu pengunjung.(ant/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs