Sabtu, 23 November 2024

Presiden Minta Sistem Peringatan Dini Bencana Segera Terwujud

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Presiden Joko Widodo meninjau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Doni Monardo Kepala BNPB Letjen, Pramono Anung Sekretaris Kabinet dan Soekarwo Gubernur Jawa Timur. Foto: Antara

Joko Widodo Presiden meminta sistem peringatan dini kebencanaan terpadu baik daerah maupun nasional di Indonesia dapat segera terwujud.

“Pembangunan peringatan dini terpadu yang berbasiskan rekomendasi dari hasil penelitian, pengkajian, pakar harus dipakai. Sistem peringatan dini terpadu, daerah maupun nasional harus membangun itu dan harus kita kerjakan itu. Di titik-titik mana, di tempat-tempat yang mana,” kata Joko Widodo Presiden dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2019 di Jawa Timur Expo, Surabaya, dilansir Antara, Sabtu (2/2/2019).

Rapat koordinasi itu dihadiri juga oleh Letjen Doni Monardo Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Soekarwo Gubernur Jawa Timur dan 4000 peserta dari seluruh Indonesia maupun perwakilan negara sahabat.

“Untuk itu pada kesempatan yang baik ini, Pak Doni selaku Kepala BNPB akan mengkoordinasikan semua kementerian dan lembaga terkait agar sistem peringatan dini segera terwujud dan kita rawat,” tambah Presiden.

Presiden juga berharap agar masyarakat punya rute evakuasi yang jelas saat bencana terjadi.

“Saya melihat video di Jepang misalnya, ada gempa, masyarakat baru makan, tetap makan tidak panik, tapi begitu tanda sirine sudah ‘nguing nguing’ baru lari, tapi rutenya jelas, ke arah mana jelas. Hal-hal ini yang mulai kita kerjakan,” ungkap Presiden.

Presiden menegaskan bahwa papan-papan peringatan maupun rute-rute evakuasi akan mulai ditempatkan pada tahun ini.

“Terakhir, lakukan simulasi latihan, lakukan simulasi penanggulangan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat kita secara berkesinambungan sampai ke tingkat paling bawah RT, RW sehingga masyarakat kita siap menghadapi setiap bencana,” tambah Presiden.

Meskipun bencana itu bukan hanya gempa, tsunami, banjir, longsor, tapi Presiden meyakini bahwa gempa dan tsunami yang menelan paling banyak korban.

Berdasarkan data BNPB, sepanjang tahun 2018 tercatat 2.572 kejadian bencana. Bulan Januari dan Februari adalah puncak bencana banjir, longsor dan puting beliung.

Selama bulan Januari 2019, telah terjadi sebanyak 366 kejadian bencana yang menyebabkan 94 orang meninggal dan hilang, sebanyak 149 orang luka-luka, sebanyak 88.613 orang mengungsi dan terdampak, sebanyak 4.013 unit rumah rusak meliputi 785 rusak berat, 570 rusak sedang, 2.658 rusak ringan, dan 146 fasilitas umum rusak. (ant/wil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs