Jumat, 22 November 2024

Jokowi Presiden Perintahkan Jajarannya Adopsi Pola Penanganan Covid-19 untuk Mengatasi TBC

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden memimpin rapat kabinet membahas penanganan penyakit TBC, Selasa (21/7/2020), di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden, siang hari ini, Selasa (21/7/2020), memimpin rapat kabinet terbatas, membahas percepatan pemberantasan penyakit Tuberculosis (TBC).

Dalam rapat yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Presiden menegaskan, Indonesia punya target menekan jumlah kasus TBC pada tahun 2030, hingga terbebas dari penyakit pernafasan itu.

Untuk mencapai target, Jokowi memerintahkan jajarannya melakukan sejumlah langkah, antara lain melakukan pelacakan agresif, berbarengan dengan proses pelacakan pasien Covid-19.

Berdasarkan data yang dipegang Presiden, sekarang ada sekitar 845 ribu penduduk yang terkena TBC. Tapi, baru sekitar 562 ribu pasien yang terdata di dinas kesehatan.

Langkah strategis berikutnya, Jokowi meminta layanan diagnostik dan pengobatan pasien TBC terus berlangsung sampai sembuh, serta jaminan ketersediaan obat-obatan.

Pemerintah, lanjut Presiden, siap memberikan payung hukum berupa Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri, supaya strategi pelacakan dan pengobatan bisa berjalan efektif.

“Kita sudah memiliki model untuk Covid-19 yaitu pelacakan segara agresif untuk menemukan di mana mereka (pasien), ini harus dilakukan, mungkin kita nebeng Covid untuk lacak yang TBC. Kita harus tahu ada 845 ribu penduduk penderita TBC dan yang ternotifikasi baru 562 ribu, sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen,” ucapnya.

Langkah strategis penanganan TBC ketiga yang disampaikan Presiden, adalah upaya pencegahah lintas sektor.

Jokowi menyebut contoh, dari sisi infrastruktur, Kementerian Kesehatan perlu kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dengan begitu, rumah tinggal khususnya daerah padat penduduk bisa ditata, minimal cukup ventilasi, rutin terkena paparan sinar matahari dan tidak lembab.

“Saya nggak tahu apakah penanganan TBC bisa ditumpangkan di Covid, sehingga kendaraannya sama. Kalau bisa, ya tentu kita bisa mempercepat penyelesaian dua hal yang penting bagi kesehatan rakyat,” tegasnya.

Sekadar informasi, Indonesia tercatat di urutan ketiga negara dengan jumlah kasus penderita TBC tertinggi di dunia, di bawah India dan China.

Tahun 2017, sekitar 116 ribu penduduk Indonesia meninggal dunia karena TBC. Lalu, tahun 2018, ada sebanyak 98 ribu orang yang meninggal.

Dari jumlah pasien yang sudah terdata, diketahui sekitar 75 persen kelompok produktif dengan rentang usia antara 15 sampai 55 tahun.(rid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs