Profesor Djoko Saryono Penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur menilai pemerintah perlu menyederhanakan kurikulum pendidikan di masa pandemi. Menata ulang kurikulum secara komprehensif, mengacu pada inti-inti pendidikan.
“Kita harus menyadari karena (pandemi Covid-19) segala sesuatu melambat. Sekarang ini dunia harus menata ulang segala hal secara besar-besaran. Mulai dari ekonomi, kemasyarakatan, termasuk pendidikan. Kurikulum harus disederhanakan agar tujuan utama pendidikan tetap tercapai,” ujarnya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa (21/7/2020).
Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini lantas menjelaskan “penyederhanaan” kurikulum yang dia maksud. Jika diibaratkan sebuah pohon, saat ini kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu rimbun. Ranting dan daun yang tidak perlu dipotong saja, tetapi pokok-pokok pohon tetap terlaksana.
“Belajar itu berani membuang yang tidak perlu. Kita itu tidak belajar karena tidak berani membuang yang tidak perlu,” kata Djoko.
Kurikulum yang sederhana dan lentur, menurut Djoko, justru akan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Mengutip buku The Power of Habit karya Charles Duhigg, ada tiga faktor penentu keberhasilan. Pertama adalah kesederhaaan atau mengambil keputusan yang tidak rumit. Kedua, fleksibel atau kelenturan. Ketiga, mengambil keputusan yang teruji bisa diulangi oleh orang lain.(iss/ipg)