Pemkot Surabaya menyatakan, kasus positif Covid-19 pada 37 orang di Pasar Keputran Utara belum bisa disebut Klaster penularan virus SARS-CoV-2.
“Belum bisa dikatakan klaster. Karena penentuan klaster itu nanti dari teman-teman Dinkes. Kami mendapati ada seperti ini, maka Gugus Tugas merekomendasi seperti ini (meliburkan pasar Keputran),” ujar Irvan Widyanto Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya dalam konferensi pers di Aula BPB Linmas, Senin (20/7/2020).
Namun, Irvan mengatakan, begitu ada hasil positif dari tes massal di Pasar Keputran Surabaya tiga hari berturut turut itu, pihaknya langsung melakukan tracing kontak eratnya. Bagi warga Surabaya yang positif ditempatkan di Asrama Haji Sukolilo untuk isolasi. Sedangkan orang yang dari luar kota diserahkan gugus tugas provinsi atau ke RS Lapangan.
“Ketika kedapatan positif, tracing langsung dilakukan. Untuk warga luar kota langsung koordinasi dengan Gugus Tugas Pemerintah Provinsi Jatim dan Gugus Tugas daerah masing-masing warga. Nanti juga bisa ke RS Lapangan Indrapura,” katanya.
Sebelumnya, Irvan Widyanto Wakil Sekertaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya menegaskan, perdagangan di Pasar Keputran diliburkan selama tujuh hari ke depan sejak Selasa 21 Juli 2020 sampai 26 Juli 2020.
“Karena ada 37 orang positif Covid-19, maka Pasar Keputran diliburkan tujuh hari mulai besok,” ujar Irvan dalam konferensi pers di Aula BPB Linmas Kota Surabaya, Senin (20/7/2020).
Irvan mengatakan, kebijakan ini bukan lockdown tapi diliburkan. Oleh karena itu, hanya dilakukan 7 hari. Selama libur itu, akan dilakukan sterilisasi di kawasan Pasar Keputran untuk dilakukan pembersihan, membentuk gugus tugas lokal, dan disinfektan menyeluruh.
“Kenapa tujuh hari? Karena ini bukan lockdown ini diliburkan. Seperti anak sekolah kan ada libur. Nanti dibersihkan dulu, sebelum pedagang masuk ajaran baru,” kata Irvan. (bid/iss/ipg)