Sabtu, 23 November 2024

Pengamat: Manfaatkan Istana untuk Kepentingan Politik Praktis Putranya, Presiden Langgar Etika

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ahmad Khairul Umam Managing Director Paramadina Public Policy Institute (PPPI). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Ahmad Khairul Umam Managing Director Paramadina Public Policy Institute (PPPI) mengatakan, cara Jokowi Presiden melakukan negosiasi dan menawarkan jabatan kepada pesaing Gibran Rakabumingraka, putranya, dalam Pilkada Kota Surakarta di Istana Negara adalah kesalahan besar.

Menurut Umam, Joko Widodo tidak sekali ini saja memanfaatkan Istana Negara sebagai tempat negosiasi kepentingan politik praktis.

Pada Maret 2018, Jokowi juga dikritik publik karena membahas politik praktis di hadapan publik bersama partai politik pendukungnya.

Pramono Anung Sekretaris Kabinet waktu itu (Tempo, 5 Maret 2018) harus mengingatkan agar pengurus partai politik manapun yang datang ke istana negara tidak lagi membahas politik praktis dengan presiden.

Kata Umam, saat itu istana beralibi bahwa langkah itu bukan inisiatif presiden melainkan permintaan partai pendukung.

Dalam konteks pemanggilan Wakil Walikota Surakarta yang juga calon Wali Kota Achmad Purnomo ke istana, menurut Umam, itu jelas inisiatif presiden.

“Jokowi sudah off-side, jelas itu out of the line, melanggar etika dalam memanfaatkan simbol negara,” ujar Umam dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/7/2020).

Kata dia, Istana presiden adalah simbol negara, yang seharusnya dipakai untuk urusan politik kebangsaan, bukan tempat negosiasi politik praktis, apalagi melancarkan kepentingan anak dan keluarga penguasa untuk mencapai kekuasaan.

Umam menegaskan, terlalu lama di kekuasaan memang cenderung orang lupa dengan hak dan tanggung jawabnya.

“Jokowi Presiden yang merasa tidak punya beban lagi di periode kedua ini. Sepertinya sudah lupa dengan etika politik dan kewajibannya menjaga marwah istana negara,” kata Umam.

Sekadar diketahui, Achmad Purnomo Bakal calon wali kota yang ditugaskan DPC PDI-P Solo mengaku dipanggil Joko Widodo (Jokowi) Presiden ke Istana Negara Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Di Istana, Purnomo mengatakan kalau dirinya diberitahu Jokowi jika pasangan calon yang direkomendasi DPP PDI-P maju di Pilwakot Solo 2020 itu bukan dirinya,melainkan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.

PDI Perjuangan sendiri sudah mengumumkan secara resmi, Jumat (17/7/2020), kalau Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa adalah calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta yang mendapat rekomendasi.(faz/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs