Sabtu, 23 November 2024

Sebagian Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo Resmi Berubah Nama

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pakde Karwo Peletakan Batu pertama Monumen Mastrip sekaligus Peresmian Perubahan Nama Sebagian Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo, Minggu (3/2/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Sebagian Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo resmi berubah nama, Minggu (3/2/2019). Sebagian Jalan Gunungsari menjadi Jalan Prabu Siliwangi, sebagian Jalan Dinoyo menjadi Jalan Sunda.

Setelah melalui proses panjang diiringi protes dari berbagai pihak, Soekarwo Gubernur Jawa Timur akhirnya meresmikan perubahan nama kedua jalan yang ditujukan sebagai harmonisasi budaya Jawa dan Sunda.

Di acara yang digelar bersamaan peletakan batu pertama pembangunan monumen Mastrip, di Gedung Perkumpulan Golf Ahmad Yani di Jalan Golf Surabaya, Soekarwo bercerita lagi soal latar belakang pengubahan nama jalan ini.

Bagaimana dirinya dan Ahmad Heryawan Gubernur Jawa Barat meresahkan konflik budaya Jawa dan Sunda yang telah terjadi 601 tahun lamanya. Perubahan dua nama jalan di Surabaya ini seiring perubahan dua nama jalan di Bandung.

Pada 6 Maret 2018 lalu, keduanya me-launching rencana pengubahan nama jalan ini sebagai upaya rekonsiliasi budaya di Gedung Negara Grahadi. Sejak saat itu pula, protes dari sejumlah kelompok masyarakat bermunculan.

Bahkan, protes ini masih terjadi pada saat peresmian. Kelompok masyarakat yang menamai diri KBRS Perjuangan berunjuk rasa di trotoar Jalan Gunungsari di seberang gedung Perkumpulan Golf Ahmad Yani, menolak peresmian ini.

“Baru sekarang diresmikan, kan, menunggu keputusan Pansus DPRD Surabaya. Kami juga musyawarah dengan teman-teman TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar),” ujarnya. “Kalau itu (unjuk rasa) kan biasa dalam proses demokrasi.”

Jalan Gunungsari yang resmi berubah sepanjang kurang lebih 500 meter dari pertigaan jembatan menuju Bhumi Marinir sampai pertigaan menuju pintu masuk Tol Gunungsari.

Panjang jalan yang berubah nama menjadi Jalan Prabu Siliwangi ini mengalami revisi beberapa kali. Awalnya, diusulkan dari pertigaan Jalan Gunungsari-Jalan Gajah Mada sepanjang 1.300 meter. Lalu direvisi dari pertigaan Jembatan Rolak sepanjang 1.100 meter.

Agustin Poliana (Titin) Ketua Komisi D DPRD Surabaya sekaligus anggota Pansus Perubahan Nama Jalan mengatakan, pertimbangan utama revisi titik nol dan panjang jalan yang berubah adalah warga yang terdampak.

“Kalau dari pertigaan Jalan Gajah Mada itu, banyak warga yang terdampak. Kalau dari sini tidak ada warga yang terdampak. Itu saja sih pertimbangan utamanya,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Sementara, Budhi Marto Humas TRIP Malang yang juga anggota Tim Sepuluh yang mengupayakan komunikasi dengan Pemprov Jatim mengatakan, TRIP mempertimbangkan nilai sejarah di Jalan Gunungsari.

“Jalan Gunungsari ini menjadi tetenger perjuangan bapak-bapak kami dulu di masa perjuangan. Kalau titik nolnya dari pertigaan Kodam Brawijaya, kami tidak setuju. Kalau di sini nilai sejarahnya ada tapi kurang,” katanya.

Sementara, untuk Jalan Dinoyo, jarak yang berubah relatif tetap. Dari pertigaan Universitas Widya Mandala (UWM) sampai ke perempatan Pasar Keputran. Warga sudah setuju secara aklamasi.

“Saya mewakili LPMK setempat sudah berkoordinasi dengan RW dan RT setempat, hasilnya kesepakatan secara aklamasi, warga setuju nama jalan diubah,” kata Suryo Hadi saat memberikan sambutan sebelum Pakde Karwo.

Jalan Dinoyo yang berubah nama itu sepanjang kurang lebih 300 meter dengan warga yang terdampak sebanyak 44 kepala keluarga yang sebagaimana dikatakan Suryo Hadi, sudah setuju secara aklamasi.(den/tin/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs