Memasuki new normal nanti, kombinasi pembelajaran di sekolah dan rumah, menjadi kebiasaan pendidikan atau pembelajaran baru yang seharusnya diadaptasi oleh setiap orang tua dan siswa di masa pandemi Covid-19 ini.
Kombinasi pembelajaran di sekolah dan di rumah, merupakan bagian penting memasuki new normal nanti, dan diharapkan diadaptasi orang tua dan siswa sekaligus jadi kebiasaan dalam pendidikan atau pembelajaran baru dan dicoba di masa pandemi Covid-19 ini.
Isa Anshori pemerhati pendidikan dan aktivis Hotline Surabaya, Kamis (9/7/2020) menyampaikan itu terkait dengan rencana bakal dimulainya agenda pembelajaran sekolah pada 13 Juli 2020 nanti ditengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini di Kota Surabaya.
“Kalau setiap orang tua hanya menyerahkan pendidikan putera-puterinya kepada sekolah seperti sebelum pandemi, tentunya hal itu akan membuat siswa sendiri menjadi tertinggal dengan model pembelajaran yang pastinya berubah dan baru menjelang dimulainya masa new normal nanti,” ujar Isa Anshori.
Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, dipastikan memberikan dampak bagi banyak lini kehidupan, termasuk model pendidikan. Proses pembelajaran, lanjut Isa tidak lagi hanya bergantung pada model tatap muka di dalam kelas seperti yang reguler terjadi selama ini sebelum pandemi terjadi.
Model pembelajaran daring, lanjut Isa, menjadi satu diantara cara atau pilihan yang dipakai oleh sekolah maupun perguruan tinggi di masa pandemi Covid-19 ini. Pembelajaran dengan menggunakan sarana gadget dan internet tersebut diyakini mampu menggantikan model pembelajaran tatap muka.
“Justru kombinasi antara sekolah dan daring memberikan penguatan terhadap siswa, di mas atransisi dan menuju new normal nanti. Mungkin bisa separoh di sekolah ditambah separoh di rumah. Kombinasi ini penting,” tambah Isa.
Orang tua, ditegaskan Isa akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran secara daring. “Karena saat di rumah siswa tidak didampingi guru, dan perannya akan digantikan oleh orang tua. Jadi orang tua di rumah bersama guru di sekolah harus saling mendukung, agar siswa maksimal dan optimal belajar,” tegas Isa Anshori.
Ditemui di ruang kerjanya, Kamis (9/7/2020) Johanes Mardijono Kepala SMAN 15 Surabaya bersama para guru memang sudah mempersiapkan sejumlah protokol dan aturan baru jika nanti proses pembelajaran para siswa benar-benar dimulai dan dilakukan kembali seperti semula di ruang-ruang kelas.
“Tetapi pada dasarnya proses belajar secara daring juga bisa jadi pilihan agar proses pembelajaran siswa bisa optimal. Orang tua juga ikut terlibat bersama guru di sekolah, saling mendukung untuk kepentingan para siswa sendiri. Ini memang penting. Sedangkan aturan baru yang kami buat memang disesuaikan dengan situasi pandemi dan new normal,” ujar Mardijono.
Sederet aturan baru yang dibuat untuk siswa, lanjut Mardijono memang mengacu pada protokol kesehatan yang sudah diterapkan di masa pandemi Covid-19 ini. “Termasuk mengurangi jumlah siswa didalam kelas, sampai dengan 50%, ditambah physical distancing, dan beberapa aturan lainnya diharapkan proses belajar masih bisa berlangsung maksimal,” tukas Mardijono.
Namun demikian, Johanes Mardijono tetap menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan terkait dengan kapan dimulainya proses pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran itu dijalankan.
Isa Anshori kembali mengingatkan bahwa saat ini, dan menuju new normal nanti, dirinya berharap kepada para orang tua untuk tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan putera-puterinya kepada sekolah. “Kombinasi sekolah dan orang tua, antara daring dan belajar di sekolah, seharusnya memaksimalkan pendidikan bagi putera-puterinya di masa depan,” pungkas Isa Anshori.(tok/rst)