Suara gerobak pedagang sayur mulai terdengar perlahan memasuki Gang Subur, Regol, Bandung. Tepat satu jam sebelum menunjukkan pukul enam pagi, seorang anak muda yang tinggal di Gang Subur buru-buru membuka pintu depan rumahnya. Dia menunggu pedagang sayur yang akan memasok ceker ayam.
Nurman Farierka, adalah anak muda yang setiap 10 hari menampung 20 kilogram ceker ayam dari pedagang sayur langganannya. Bukan untuk dibuat makanan tertentu, ceker ayam itu hanya diambil kulitnya untuk dibuat sepatu.
“Saya ingin sepatu ceker ayam merek Hirka dapat dipahami dan diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu, saya membuat dua jenis sepatu, yakni Jokka dan Tafiaro yang berarti jalan-jalan dalam bahasa Makassar dan Papua,” terang Nurman Farierka.
Jatuh bangun Nurman membuat sepatu dari ceker ayam pertama di dunia ini diceritakannya dalam inspira webinar bertema Jadi UMKM Juara yang digelar Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 bersama dengan Young On Top.
Hadir pada webinar itu juga, Nilam Sari pendiri serta pemilik Kebab Turki Baba Rafi yang secara khusus memang mendampingi Nurman Farierka, penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 bidang kewirausahaan, serta Iwet Ramadhan penyiar sebagai pemandu webinar.
Nilam Sari juga berbagi suka duka mendirikan Kebab Turki Baba Rafi, makanan khas internasional, tetapi memiliki cita rasa yang dapat diterima oleh lidah konsumen masyarakat di Indonesia.
“Berawal dari mimpi, kemudian saya kembangkan lebih lanjut agar dapat menjadikan Kebab Turki Baba Rafi sebagai pemain kuliner asal Indonesia di kancah global,” papar Nilam Sari alumni Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Pada webninar tersebut, kedua narasumber Nurman Farierka maupun Nilam Sari juga menjelaskan keinginan mereka untuk mengharumkan nama Indonesia melalui karya anak bangsa di bidang kuliner.
Sementara itu, pada bahasan selanjutnya, Nurman Farierka bersama Nilam Sari yang keduanya adalah pelaku UMKM yang hingga hari ini masih terus bertahan di tengah pandemi Covid-19, berbagi tips menyiasati situasi bisnis dengan mengoptimalkan fasilitas daring.
Sebagai penggagas produk Hirka yang memiliki konsumen antarpulau dan negara seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, Jepang hingga Prancis, Nurman Farierka telah menjajaki pasar global melalui berbagai platform ranah digital sejak awal didirikan, sehingga tidak terjadi perubahan strategi secara signifikan di masa pandemi Covid-19 ini.
“Awalnya saya ingin menguatkan produk-produk Hirka dengan memproduksi 200 pasang sepatu agar dapat memasuki pasar ritel di seluruh Indonesia. Namun karena pandemi Covid-19, kami ubah cara penjualan dengan sistem pre-order dan menyebarkannya melalui platform daring yang telah kami rintis tiga tahun terakhir,” papar Nurman yang menemukan resep pengolahan kulit ceker ayam dari catatan sang bapak tersebut.
Secara perlahan, Hirka semakin berkibar dengan mendapatkan konsumen-konsumen baru, sehingga penghasilannya meningkat 20% setiap bulan.
“Dengan metode pre-order, Hirka telah menjual 70 hingga 90 pasang sepatu per bulan, berbeda dari tahun sebelumnya yang hanya mampu menjual 30 pasang sepatu per bulan,” tambah Nurman.
Penjualan melalui platform daring yang banyak dilakukan oleh pelaku usaha di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini diyakini dapat membuat bisnis mereka bertahan.
SATU Indonesia Awards 2020 masih membuka pendaftaran untuk menjaring anak muda hingga ke seluruh pelosok Indonesia yang tak kenal lelah memberikan manfaat bagi sekitarnya. Apresiasi diberikan kepada lima anak bangsa atas setiap perjuangan di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Teknologi serta satu kategori
yaitu kelompok yang mewakili bidang tersebut.
Pada tahun ini, Astra juga memberikan tambahan kategori apresiasi khusus kepada para pejuang tanpa pamrih di tengah pandemi Covid-19. Meskipun pandemi di negeri ini belum berakhir, tetapi tidak menyurutkan minat pemuda Indonesia untuk mendaftarkan dirinya atau sosok yang dinilai pantas mendapatkan apresiasi ini. (tok/bas/ipg)