Menjawab tantangan mahasiswa yang mengeluhkan penelitian sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan di tengah pandemi Covid-19 ini, Senin (6/7/2020) Universitas Surabaya (Ubaya) gelar webinar, Research in Venus yang mencoba ubah mindset penelitian jadi fun, menyenangkan.
Webinar gelaran program studi Akuntansi fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya tersebut menegaskan bahwa sejatinya penelitian bisa saja menjadi bagian menyenangkan, sebagai bagian sebuah proses pembelajaran.
Dr. Bonnie Soeherman, S.E., M.Ak., Ketua Program Studi Magister Akuntansi Ubaya, satu diantara nara sumber menegaskan pada materinya bertopik Fun Research, yang menjelaskan manfaat bagi akademisi untuk melakukan penelitian.
“Penelitian adalah proses yang murni, jujur, sebagai proses pencarian jawaban atas pertanyaan atau penemuan misteri. Menjadi peneliti adalah tentang mencari jawaban sekaligus memenuhi rasa penasaran, kedahagaan, dan keingintahuan yang lebih untuk mempelajari sesuatu,” terang Bonnie Soeherman.
Poin penting dalam melakukan penelitian yang baik, ditambahkan Bonnie yaitu karya yang dibuat harus bisa dibaca, dapat dikutip dan memberikan manfaat. Selain itu, penelitian yang baik mampu menjawab pertanyaan dan memberikan solusi bagi masyarakat. Penelitian yang baik memiliki karakteristik 5i yaitu impressive, innovative, insightful, inspiring, dan informative.
Business Trainer and Consultant ini juga menambahkan jika empati juga berperan penting dalam penelitian khususnya pendekatan kualitatif untuk menciptakan value bagi masyarakat atau pembaca. Melalui empati maka akademisi dan peneliti diajak untuk mempunyai kesadaran tujuan hidup, keterhubungan, dan keterbukaan pada perbedaan.
Bonnie Soeherman menambahkan bahwa masing-masing individu memiliki kelebihan, keunikan dan cara berpikir yang berbeda sehingga mampu menghasilkan penelitian atau karya yang luar biasa.
Akademisi atau peneliti memerlukan ketenangan batin dalam menjalani proyek penelitian dengan kesadaran penuh. “Sikap sadar penuh ini akan membebaskan pikiran dari kekacauan, tekanan, obsesi dan ketakutan sehingga mampu membuat penelitian lebih menyenangkan serta menghasilkan karya yang menarik,” tambah Bonnie.
Ditambahkan Dr. Dedhy Sulistiawan, S.E., M.Sc., Ak., CA., Ketua Program Studi Akuntansi Ubaya, pada materi bertajuk Accounting In Venus: Our Bounded Rationality, bahwa ada empat poin penting yang dibahas yaitu ada apa dengan venus, behavioral aspects dalam akuntansi, bias-bias keputusan yang berhubungan dengan praktik akuntansi, dan tahap selanjutnya yang bisa dilakukan setelah mengetahui accounting in venus.
“Ada buku berjudul ‘Men are from Mars, Women are from Venus’ yang menceritakan bahwa pria berasal dari planet Mars dan wanita dari planet Venus yang bertemu di Bumi. Mars selalu memandang hidup ini secara logika, fungsional, dan rasional. Sedangkan Venus mendekatkan diri pada hal yang berhubungan dengan perasaan atau emosi. Begitu halnya dengan fenomena akuntansi yang tidak selalu berjalan sesuai logika saja tetapi juga ada aspek irasionalitasnya,” papar Dedhy Sulistiawan.
Setiap keputusan yang diambil individu tidak sepenuhnya berdasarkan pada rasionalitas (fully rationality). Namun, ada keputusan yang diambil karena dipengaruhi oleh emosional individu yang disebut rasionalitas terbatas (bounded rationality).
Bounded rationality terjadi karena adanya informasi yang tidak lengkap, kompleks, dan keterbatasan waktu sehingga dapat menimbulkan heuristic judgement. Heuristic judgement adalah proses atau upaya individu dalam menyederhanakan keputusan berdasarkan common sense atau pengetahuan minim yang dimiliki.
“Pada praktik akuntansi, penyusun dan pengguna laporan keuangan tidak akan terlepas dari aspek bounded rationality dan heuristic judgement,” lanjut Dedhy Sulistiawan, Senin (6/7/2020).
Dari pembahasan Research In Venus ini diharapkan peserta dapat mengembangkan market based accounting research, financial accounting research, taxation research, management accounting research, dan accounting information studies.
“Diharapkan peserta juga dapat mengimplementasikan Accounting In Venus ini dengan berbicara data, fakta, dan references, menggunakan sistem untuk keputusan atau kegiatan berulang, serta meningkatkan muscle memory, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman agar mengurangi terjadinya bias dalam mengambil keputusan,” pungkas Dedhy.(tok/ipg)