“Benar dirawat di RS PTN Unud, tapi sebelumnya sempat dirawat di RS Wangaya dulu dengan keterangan positif COVID, karena mengeluh batuk, sesak dan saturasi oksigen menurun dibawalah ke RS PTN Unud karena memerlukan ventilator,” kata dr Dewa Putu Gede Purwa Samatra Direktur RS PTN Unud seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan saat dirawat di RS PTN Unud, kondisi almarhum dr I Nyoman Sutedja MPH sempat membaik, kemudian menunjukkan penurunan hingga tiba-tiba tidak bernafas dan meninggal dunia pada pukul 21.45 WITA.
Jenazah langsung dibawa ke RSUP Sanglah untuk penanganan lebih lanjut sesuai protokol penanganan jenazah COVID.
Sementara itu, menurut Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RS PTN Unud dr Arya Biantara mengatakan almarhum dr I Nyoman Sutedja MPH membutuhkan perawatan secara intensif jadi harus diisolasi karena COVID tersebut.
“Ya pasien yang berusia tua lebih berbahaya dampaknya karena bisa menyerang semua, mulai pembuluh darah dan jantung. Selain itu, juga menyerang sistem pernafasan merembet jantung, pembuluh darah jadi agak beratlah,” jelasnya.
Ia menegaskan agar masyarakat wajib mengikuti protokol kesehatan, seperti tetap menggunakan masker bila berpergian, rajin cuci tangan, dan tetap jaga jarak hindari berkerumun.
“Tenaga medis kewalahan akibat orang tidak percaya. Kapasitas rumah sakit juga bisa jadi tidak cukup karena lebih banyak transmisi lokal dengan orang tua yang sangat rentan terkena,” katanya.
Selanjutnya, jenazah dr I Nyoman Sutedja MPH yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kadis Kesehatan Provinsi Bali periode 2009-2012 ini akan dikremasi di Krematorium Kertha Semadi, Jimbaran, Badung, Bali pada Minggu (5/7) pukul 13.00 WITA. (ant/rst)