Sabtu, 23 November 2024

Risma Nyatakan Kalau Pasien Sekali Swab Negatif Sudah Banyak

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Ilustrasi. Salah satu kru Suara Surabaya Media saat menjalani proses swab test PCR Covid-19 drive thru di RS Premier Surabaya, Sabtu (2/5/2020). Foto: Dok.suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan dua kali tes swab dengan hasil negatif untuk memastikan pasien bisa dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari isolasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak risiko yang ditimbulkan jika pasien Covid-19 itu hanya dilakukan satu kali pemeriksaan swab.

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, sebetulnya kalau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya melakukan satu kali swab pada pasien yang sebelumnya dinyatakan confirm Covid-19 dengan hasil negatif, saat ini sudah banyak sekali yang sembuh. Namun, ia khawatir jika pasien yang sebelumnya confirm dilakukan sekali swab dengan hasil negatif itu kemudian bisa saja kembali positif.

“Menurut saya itu risiko sekali, karena kita punya pengalaman yang sudah-sudah pasien Covid-19 swab sekali hasilnya negatif itu kemudian jadi positif,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Rabu (24/06/2020).

Risma menyatakan, sedang menyiapkan pola dan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) agar pasien Covid-19 bisa dilakukan satu kali swab sebelum dipulangkan dari isolasi. Di samping ia juga harus memikirkan bagaimana menghindari dampak risiko yang ditimbulkan.

“Nanti yang (pasien Covid-19) satu kali negatif swab kita kumpulin kita pisah. Mungkin kalau di Hotel Asrama Haji kita bisa pakai pola-pola itu, mungkin satu kali (swab) begitu bisa,” kata dia.

Bahkan, dia mengungkapkan, sekitar 190 pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji, hasil pemeriksaan swab pertama telah dinyatakan negatif. Namun, ia mengaku khawatir jika pasien tersebut hanya dilakukan sekali swab sebelum dipulangkan dari isolasi.

“Kalau cuma satu kali (swab) sudah banyak kita yang sembuh. Cuma aku ndak berani, aku masih diskusi, katanya juknisnya dalam proses,” ungkap dia.

Sebab, Risma berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Saat itu ada pasien yang dinyatakan confirm Covid-19 berdasarkan hasil swab yang kemudian menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji. Nah, setelah menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji, hasil swab kedua pasien itu dinyatakan negatif, namun swab selanjutnya dia positif. “Karena kita tidak tahu kan, memang ada yang swab negatif, tapi ada juga yang kembali positif,” paparnya.

Untuk itu, ia mengaku sedang menyiapkan pola-pola agar pasien Covid-19 yang menjalani satu kali swab negatif itu tidak kembali positif. Salah satunya yakni dengan memisahkan pasien isolasi di Hotel Asrama Haji yang sudah dinyatakan negatif satu kali hasil swab dengan positif.

“Jadi nanti yang sudah negatif kita kumpulkan dengan yang sudah negatif. Tapi ya kalau mau tak keluarin (pulangkan) risikonya terlalu tinggi. Tapi kan ada saatnya nanti keluar orang itu (negatif) jadi confirm. Tapi jangan sampai swabnya itu lebih dari 14 hari,” jelas dia.

Akan tetapi, ia menyatakan, sebelum 14 hari menjalani masa isolasi, pasien tersebut harus dilakukan swab. Tujuannya, agar pasien yang telah dilakukan dua kali swab itu bisa segera pulang pada hari ke-15.

“Jadi sebelum 14 hari kita harus lakukan swab. Supaya nanti kalau dia pas hari ke 15 itu bisa pulang. Jadi waktunya yang tak pakai tetap 15 hari,” pungkas dia.

Untuk diketahui, sebelumnya organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menerbitkan pedoman baru tentang kriteria pasien sembuh Covid-19. Menurut WHO, pasien yang telah sembuh dari Covid-19 tak perlu memerlukan dua kali tes swab dengan hasil negatif untuk dapat dikeluarkan dari ruang isolasi. Hal ini berbeda dari rekomendasi WHO di awal yang mengharuskan pasien memiliki dua hasil tes swab negatif. (bid/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs