Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 secara bertahap mendukung bantuan alat penegakan protokol kesehatan ke pondok pesantren se-Jatim.
Bantuan itu ditujukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren menjelang kembalinya para santri di era belajar mengajar new normal.
Dengan bantuan itu, pemprov berharap para pengasuh dan santri menerapkan protokol kesehatan secara lebih disiplin, sehingga setiap Ponpes bisa menjadi Pesantren Tangguh.
Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, total sudah ada 168 pondok pesantren yang mendapat distribusi bantuan berupa alat kesehatan anti-Covid-19.
Sementara, Kanwil Kemenag Jatim mendata, saat ini ada sebanyak 4.718 Ponpes di Jatim dengan jumlah santri yang mencapai 928.363 orang.
Dari jumlah itu, santri yang bermukim sebanyak 634.550 orang, yang tidak bermukim sebanyak 293.813 orang. Adapun pengasuh pondok pesantren di Jatim sebanyak 52.759 orang.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengatakan, dalam inisiasi kampung tangguh ada ampuan dari TNI dan Polri. Harapannya, ketangguhan yang dibangun bisa berkelanjutan.
“Pesantren tangguh kita bangun untuk menjadi pesantren yang bersih, pesantren yang sehat, dan pesantren yang TOPP atau tanaman obat pondok pesantren,” kata Gubernur Khofifah.
Bantuan perangkat alat penegakan protokol kesehatan dari Pemprov Jatim antara lain berupa masker kain, sprayer elektrik (alat penyemprot disinfektan), baju hazmat (alat pelindung diri), juga thermal gun.
Selain itu, pemerintah juga mendistribusikan hand sanitizer, lysol, kacamata goggle, face shield, sepatu boot, tempat cuci tangan, dan sarung tangan latex. Bantuan vitamin C, paket sembako juga diberikan.
Soal protokol kesehatan yang harus diterapkan di pondok pesantren, Gubernur sudah mengeluarkan Surat Edaran 188/3344/101.1/2020 tentang Pelaksanaan Kembalinya Santri di Masa Darurat Covid-19 di Jatim.
Dalam surat tertanggal 29 Mei 2020 itu, Gubernur menetapkan protokol kesehatan untuk santri yang akan kembali ke pondok. Mulai protokol dari rumah sampai protokol saat beraktivitas di lingkungan pesantren.
Dalam suratnya gubernur juga menegaskan, proses kembalinya santri ke pondok pesantren harus dilakukan secara hati-hati dengan menjadikan kaidah keselamatan jiwa dan raga (hifdzun nafs) sebagai yang utama.
“Kaidah hifdzun nafs ini harus lebih diutamakan dibandingkan pertimbangan lainnya,” pesan Khofifah.
Suban Wahyudiono Kalaksa BPBD Jatim yang juga Koordinator Promotif Preventif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim menyebutkan sebagian dari 168 pesantren yang sudah dapat bantuan.
Antara lain Pondok Pesantren Tangguh Lirboyo Kediri, Ponpes Al-Falah Ploso, Ponpes Tebuireng Jombang, Ponpes Tambak Beras Jombang, Ponpes Gersempal Sampang, dan Ponpes Al-Hikam Malang.
Kemudian sebanyak 10 pesantren di kabupaten Lamongan di antaranya, Ponpes Al-Ma’ruf, Ponpes Matholiul Anwar, Ponpes Al-Mu’awanah, Ponpes Darul Fiqih, Ponpes Miftahul Qulub, Ponpes Tanwirul Qulub dan Ponpes Tanwirul Ghoyyi.
Bantuan juga didistribusikan untuk 108 pondok pesantren di Malang Raya dan 45 pondok pesantren di Kabupaten Probolinggo. “Jumlah bantuan masing-masing item disesuaikan jumlah santri,” kata Suban.(den)