Rudiantara Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengatakan, Jawa Timur beruntung menjadi tuan rumah HPN 2019. Biasanya, perayaan HPN harus keliling dulu ke daerah-daerah.
“Beruntung, di penghujung masa jabatan Pakde Karwo, Jawa Timur menjadi tuan rumah HPN 2019. Anggap ini hadiah buat Pakde Karwo, atas kinerjanya selama 10 tahun,” ujarnya di Pameran Karya Pers dan Teknologi Informasi di Grand City Convex Surabaya, Kamis (7/2/2019).
Berkaitan tema HPN kali ini, “Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital” Rudiantara mengatakan, peran pers adalah untuk menginformasikan perkembangan dunia digital.
Dia mengatakan, dunia digital ini memberikan kesempatan baru bagi tumbuhnya enterpreneurship, yang mana sebelumnya ibu-ibu harus membuka toko, sekarang dari dapur bisa dikirim ke pelanggan.
“Peran pers mengabarkan ini. Jadi kan bagus. Enterpreneurship didorong, digital dan pers juga didorong untuk maju. Semuanya bergerak,” katanya.
Soekarwo Gubernur Jawa Timur berterima kasih kepada Rudiantara Menkominfo. Dia mengatakan, hal yang luar biasa di HPN ini adalah wartawan yang hadir untuk melakukan perubahan di tengah era digital.
“Saya sangat mengapresiasi, media yang di halaman duanya mengulas tentang hoaks,” ujarnya.
Menurut Pakde Karwo, HPN 2018 di Jawa Timur tidak hanya menjadi perayaan insan pers belaka. Melainkan telah menjadi kegiatan ekonomi yang sangat besar.
“Hotel-hotel penuh dengan wartawan yang menghadiri puncak peringatan hari pers ini. Jadi terima kasih kepada PWI dan Pemerintah Pusat yang menjadikan Jatim sebagai tuan rumah,” katanya.
Dia juga berterima kasih, di era perkembangan media sosial ini ada pembatasan berita hoaks yang merupakan bentuk intervensi positif dari pemerintah pusat.
Dia mengatakan, sebenarnya, selain media mainstream, Pemprov Jatim juga membutuhkan tempat sosialisasi baru dengan memanfaatkan ruang di media sosial.
Dia mencontohkan, berita tentang inflasi Jawa Timur yang bila dimuat di media mainstream, media cetak misalnya, akan terjadi panic buying di masyarakat.
“Cuma delapan persen saja, semua orang panik ketika terjadi inflasi. Nah, mungkin, ke depan, kami akan memanfaatkan media sosial supaya masyarakat lebih tenang,” ujarnya.(den/wil/tin)