Sabtu, 23 November 2024

Tidak Ada Juara Adinegoro Kategori Indepth Reporting di HPN 2019

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Diskusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro di Auditorium UK Petra Surabaya sebagai peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019, Kamis (7/2/2019). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Tidak adanya pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro kategori indept reporting di Hari Pers Nasional (HPN) 2019 sempat menjadi perbincangan hangat dalam Diskusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro di Auditorium UK Petra Surabaya, Kamis (7/2/2019).

Prof Sam Abede Pareno yang juga menjadi peserta diskusi sempat mempertanyakan kenapa tidak ada juara untuk kategori Indepth Reporting (liputan mendalam). Padahal tahun 2019 ini merupakan tahun penuh opini, sehingga sangat penting karya indept reporting dari jurnalis.

“Biasanya kalau sampai tidak ada pemenang, itu yang genit jurinya. Tadi dikatakan ada yang nilainya 75, kenapa tidak itu saja yang ditentukan juara. Tahun ini tahun penuh opini, tapi tidak ada pemenang untuk indepth reporting,” kata Sam Abede.

Menurut Sam Abede, tahun ini tidak ada Anugerah Adinegoro sesungguhnya. Karena kalau tidak ada indepth reporting, ini kemunduran bagi dunia jurnalis Indonesia.

Ahmad Ainurrofiq salah seorang Juara piala Adinegoro tahun 2013 menilai, bahwa semua wartawan ingin membangun menumentalnya dengan memenangkan Adinegoro di kategori investigasi. Memenangkan itu bukan semata-mata penghargaan, tapi menjadi menumen arti sebagai wartawan.

“Kalau sekarang sudah diturunkan dari investigasi ke indepth reporting itu sudah tidak pas. Saya kira semua wartawan ingin mengejar puncak tertinggi prestasi dari lembaga resmi seperti PWI. Memangkan kategori investigasi itu merupakan nilai tertinggi seorang wartawan,” kata penulis karya investigasi Serial Hari-hari Jelang Runtuhnya Gang Dolly.

Sementara itu, Marah Sakti Siregar salah seorang Juri kategori Indepth Reporting mengatakan, bahwa memang dari sekian banyak pengirim naskah dan yang masuk nominasi tidak ada yang sampai mendapat nilai 80 dari dewan juri.

“Namun, sebanarnya ada dua terbaik yang secara internal kami hargai sebagai pemenang tapi bukan pemenang utama. Bukan tidak ada pemenang, tapi pemenang utamanya tidak ada,” katanya.

Diskusi Anugerah Jurnalistik Adinegoro di peringatan HPN 2019 di Surabaya berjalan cukup menarik. Selain mendiskusikan karya jurnalis cetak maupun televisi, diskusi juga mengupas karya radio yang dimenangkan reporter RRI.

Errol Jonathans dewan juri kategori radio memaparkan, betapa cukup serius mendengarkan satu persatu karya radio yang menjadi nominasi. Menurut Errol, yang istimewa dari karya Benny Hermawan dengan judul “Suara Disabilitas Mental Dalam Demokrasi Rasional” karena hanya di karya Benny ini yang merespons keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang orang dengan gangguan jiwa boleh nyoblos dalam Pemilu.

“Selain itu, karya ini cukup kuat. Tidak menggunakan backsound lebih mengedepankan ambience, suasana percakapan para pasien RSJ. Selain itu, karya radio bisa menang kalau kualitas audionya baik untuk didengar,” katanya. (bid/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs