Sabtu, 23 November 2024

Dubes Armenia dan Rusia Telusuri Jejak Negaranya di Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat menjamu Dziunik Aghajanian Duta Besar Republik Armenia untuk Indonesia dan Lyudmila Vorobieva Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Kamis (7/2/2019), di jam yang berbeda. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Dalam sehari, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menerima kunjungan dua duta besar (dubes) sekaligus, yaitu Dziunik Aghajanian Duta Besar Republik Armenia untuk Indonesia dan Lyudmila Vorobieva Duta Besar Rusia untuk Indonesia. Dua dubes yang sama-sama perempuan ini ditemui di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Kamis (7/2/2019).

Menurut edaran pers yang diterima suarasurabaya.net, pada awalnya Dziunik Aghajanian Duta Besar Republik Armenia untuk Indonesia yang mengunjungi Risma Wali Kota. Dalam pertemuan itu, Dziunik menyampaikan keinginannya untuk mencari jejak-jejak orang Armenia atau pun bangunan-bangunan yang berkaitan dengan orang Armenia yang berada di Kota Surabaya.

Ia mengawali pembicaraannya dengan penjelasan bahwa sekitar 300 tahun lalu pernah ada komunitas Armenia yang tinggal di Surabaya dan kebanyakan berdagang. Bahkan, ia juga mendengar informasi dari para sejarahwan di Armenia bahwa ada sebuah gereja peninggalan orang Armenia di Kota Surabaya. Namun, lokasi detailnya tidak ada yang tahu.

“Makanya kami ingin mencarinya, apakah gereja itu sudah dirobohkan atau sudah berubah fungsinya. Kami ingin tahu dan melihatnya,” kata Dziunik.

Selain mendiskusikan jejak-jejak bangsa Armenia di Surabaya, Dubes Republik Armenia untuk Indonesia juga menawarkan sister city dengan salah satu kota di Armenia. Bahkan, ia siap memfasilitasi untuk kerjasama itu. Wali Kota Risma pun menanggapi positif tawaran sister itu selama masih ada manfaatnya buat pembangunan Kota Surabaya.

Beberapa jam kemudian, Lyudmila Vorobieva Duta Besar Rusia untuk Indonesia tiba di Balai Kota Surabaya dan langsung dipersilahkan untuk masuk ke ruang kerja Wali Kota Surabaya. Tak jauh beda dengan Dubes Armenia, dubes Rusia sebenarnya juga ingin menelusuri jejak-jejak orang Rusia di Kota Surabaya.

Awalnya, Dubes Rusia mengaku ingin melihat langsung Monumen Kapal Selam yang merupakan buatan Uni Soviet atau kini Rusia. Ia mengaku, penasaran apakah di kapal itu masih ada tulisan-tulisan tentang Rusia. Jika memasuki sudut-sudut ruangan kapal, memang di dalamnya masih menggunakan huruf-huruf ciri khas Rusia.

“Makanya kami ingin melihat langsung ke sana,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan informasi, dulunya di Surabaya ada gedung konsulat jenderal Rusia yang berada di Jalan Sumatera, Surabaya. Namun, gedung itu sudah ditutup sejak tahun 1990 dan kabarnya hingga saat ini gedung itu masih ada.

“Saya juga ingin mengecek ke sana apakah masih ada gedung itu,” kata dia.

Sementara itu, Risma Wali Kota pun bergerak cepat untuk membantu Dubes Rusia ini. Bahkan, ia langsung meminta Dinas Kebersihan dan Tata Ruang Hijau (DKRTH) untuk mengecek data-data makam di Surabaya, terutama di makam peneleh dan Kembang Kuning karena kalau orang luar biasanya dikuburkan di makam itu.

“Nanti kami bantu untuk mencarikan data-datanya. Kalau memang ketemu datanya biar nanti dikirimkan kepada Anda,” tegas Risma.

Pada kesempatan itu, Dubes Rusia juga menawarkan kerjasama sister city antara Surabaya dengan Sankt-Peterburg. Sebab, kota tersebut merupakan kota terbesar kedua seperti Surabaya dan merupakan kota pelabuhan. Bahkan, Sankt-Peterburg sudah tertarik untuk bekerjasama dengan Surabaya. Lagi-lagi, Wali Kota Risma menanggapi positif tawaran kerjasama itu selama dapat membawa manfaat bagi Kota Surabaya.

Terlepas dari itu, Dubes Rusia juga menyampaikan undangan dari Sankt-Peterburg untuk Wali Kota Risma. Wali kota dua periode ini diundang untuk menghadiri salah satu forum besar yang akan digelar pada akhir Maret 2019 mendatang. (ant/wil/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs