Gatot Eko Cahyono mantan karikaturis Harian Suara Pembaruan berbagi tips menggambar karikatur di Kampung Media Suara Surabaya pada Jumat (8/2/2019).
Gatot bercerita pengalamannya menjadi karikaturis di Harian Suara Pembaruan. Menurutnya, ada perbedaan jelas antara karikatur sebagai karya jurnalistik dan kartun.
“Komik, strip komik, itu bukan karya jurnalistik. Itu karya seniman kartun,” kata Gatot ketika mengisi materi “bicara karikatur” di Kampung Media Suara Surabaya pada Jumat (8/2/2019).
Menurutnya, sebuah karya editorial kartun atau kartun opini harus memuat pesan yang aktual dan faktual. Sehingga, seorang karikaturis bisa dibilang 50 persen jurnalis dan 50 persen seniman.
“Dia seniman karena bisa melukis, tapi juga wartawan karena menciptakan karya yang aktual dan juga ikut dalam rapat-rapat redaksi,” kata Gatot bercerita pengalamannya menjadi karikaturis di Harian Suara Pembaruan.
Pada acara yang digelar Suara Surabaya Media dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional 2019 ini, Gatot juga berbagi tips menggambar Karikatur. Ia mengatakan, menggambar karikatur sebenarnya mudah.
Ia mencontohkan, jika seseorang ingin menggambar tema hoaks, seorang karikaturis harus menemukan terlebih dahulu kata kunci tema tersebut.
“Hoaks ini, aku ingin bersikap apa dalam bahasa gambar? Misal aku ingin ikut memerangi, kata memerangi, itu yang menjadi kunci,” ujarnya.
Setelah mendapatkan kata kunci, seorang karikaturis tinggal menentukan cerita dan subjek yang bisa mewakili pesan tersebut. Ia mencontohkan, hoaks bisa diwakili dengan raksasa goliath yang dilawan oleh david di sebuah ring tinju.
“Pesan menjadi kunci, meski bisa menggambar bagus, tapi gak ada pesannya, mubadzir,” tegasnya.
Ia juga memberi pesan kepada para karikaturis, bahwa seorang karikaturis harus gila dalam berkarya. Seorang karikaturis harus kreatif dan memiliki kemampuan menyampaikan pesan yang dipahami masyarakat.
Sebagai informasi, Gatot Eko Cahyono adalah mantan karikaturis di Harian Suara Pembaruan dari tahun 1989-2016. Ia juga seorang penulis buku “kumpulan karikatur politik” dan merupakan penerima anugerah jurnalistik Adinegoro kategori karikatur. Kini, ia aktif mengajar pelajaran melukis di salah satu swasta di Jakarta dan menjadi freelancer karikatur. (bas/wil)