Sabtu, 23 November 2024

Radiografer Meninggal, Masyarakat Diminta Jangan Remehkan Protokol Kesehatan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Heri Utomo, radiografer RS Adi Husada Undaan, Surabaya, yang meninggal dunia pada Minggu (14/6/2020) malam diduga karena Covid-19. Foto: Istimewa

Berita duka datang dari tenaga kesehatan Surabaya, kali ini dari kalangan radiografer.

Heri Utomo, seorang radiografer yang setiap harinya bekerja di Rumah Sakit Adi Husada Undaan, Surabaya, meninggal dunia pada Minggu (14/6/2020) malam diduga karena Covid-19.

“Tadi malam ada anggota kami yang dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, bertugas di RS Adi Husada Undaan Wetan yang selama ini menangani pasien-pasien Covid-19,” cerita Halil Pari Watasa Ketua Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI) Wilayah Jawa Timur yang mengudara di Radio Suara Surabaya, Senin (15/6/2020) pagi.

Sebelum meninggal, lanjut Halil, almarhum sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Haji Surabaya selama seminggu Namun pada Minggu malam, kondisi Eri mendadak drop hingga meninggal dunia sekitar pukul 22.00 WIB.

Almarhum kemudian dimakamkan di TPU Keputih pada Senin (15/6/2020) sekitar pukul 06.00 WIB dengan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, hanya dua orang dari pihak keluarga inti yang diperbolehkan melihat prosesi pemakaman.

Sebagai radiografer, Heri Utomo bertugas di bidang radiologi dan bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan radiografi, imejing dan kegiatan radioterapi di pelayanan kesehatan. Termasuk melakukan foto thorax dan kegiatan radiologi lain, tidak terkecuali terhadap pasien Covid-19.

Halil melanjutkan, almarhum diketahui memiliki penyakit bawaan jantung koroner sebelum meninggal dunia. Saat kondisinya melemah dan memiliki gejala Covid-19, Heri melakukan tes rapid dan hasilnya reaktif. Begitu juga hasil CT Scan yang menunjukkan pneumonia.

“Mas Heri punya (penyakit) jantung koroner, lalu waktu beliau di CT Scan, hasilnya pneumonia. Tapi beliau tidak berkenan diisolasi disana (RS Adi Husada), mau-nya di RS Haji mungkin karena lebih dekat dengan tempat tinggalnya di Kedung Pengkol,” ujarnya.

Menurut Halil, alharhum sudah melakukan tes swab sejak dirawat di RS Haji. Namun hingga saat ini, hasilnya swab masih belum keluar.

“Sampai saat ini terhitung sudah semingguan (sejak dites swab), tapi nggak tahu ya, kok sekarang hasilnya lama keluarnya,” tambahnya.

Hingga saat ini, lanjut Halil, masih ada tiga radiografer di Surabaya yang diduga mengidap Covid-19. Satu orang sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, satu orang masih diisolasi di RS Darmo, dan satu lagi diisolasi di hotel yang disediakan Pemerintah Kota Surabaya.

Untuk itu, ia kembali mengingatkan masyarakat tentang pentingnya disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus. Ia melihat masih banyak masyarakat yang menganggap remeh penyebaran Covid-19 dan tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

“Banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, sudah BTN (back to normal) terutama di kalangan muda. Ada yang memakai masker tapi cuma digantungkan saja tidak digunakan sebagaimana mestinya,” katanya.

“Kami menggunakan APD, isolasi pakai APD level 3, makanya kalau masyarakat pakai masker satu lapis aja malas, kita aja masker 3 lapis. Makanya kita imbau kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan,” tambahnya.

Saat dihubungi suarasurabaya.net, Johan Soesanto Humas RS Adi Husada Undaan membenarkan bahwa salah satu tenaga kesehatannya, Heri Utomo, meninggal dunia dan sempat menjalani perawatan di RS Haji Surabaya. Namun pihaknya belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena menunggu keterangan resmi dari RS Haji.

“Untuk positif (Covid-19) tidaknya kami masih menunggu RS Haji. Kami masih menunggu mereka dulu karena tidak melakukan pemeriksaan di rumah sakit kami,” ujarnya.(tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs