Sabtu, 23 November 2024

Halalbihalal Daring Muslimat NU se-Dunia, Berharap Indonesia Segera Hijau dari Covid-19

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Ketua PP Muslimat dan Shinta Nuriyah Wahid sesepuh Muslimat NU yang serba memakai hijau saat halalbihalal virtual. Foto: Istimewa

Pandemi Corona Virus Desease (Covid-19) di seluruh dunia membuat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar halalbihalal virtual dari Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu (13/6/2020).

Tidak hanya diikuti pimpinan pusat (PP), pimpinan wilayah (PW), dan pimpinan cabang (PC), para pengurus pimpinan cabang istimewa (PCI) se-dunia juga mengikuti halalbihalal virtual itu.

Prof Dr KH Said Aqil Siroj Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal, juga Sinta Nuriyah Wahid sesepuh Muslimat NU turut mengikuti kegiatan itu.

Turut bergabung dalam pertemuan yang memanfaatkan aplikasi daring berbasis internet itu, Andy F Noya Founder Startup Benih Baik.

Khofifah Indar Parawansa Ketua Umum PP Muslimat NU menuturkan, sudah mulai banyak pihak, di tengah pandemi Covid-19, menggelar acara secara dalam jaringan (daring/online). Resonansinya makin kuat.

Dalam hal resonansi keilmuan, dia berpendapat, makin bisa disemai karena telah banyak hadir narasumber yang bisa memberikan pencerdasan dan pencerahan kepada masyarakat.

“Oleh karena itu, saya merasa bahwa sebetulnya kita ini dipaksa oleh Covid-19 masuk pada industri 4.0,” kata perempuan yang juga merupakan Gubernur Provinsi Jawa Timur itu.

Dia contohkan, meski sebagian besar komunikasi di tengah pandemi ini berlangsung secara dalam jaringan, secara virtual, konten dari materi yang dibahas tetap bisa dimaksimalkan.

Bahkan ada hal-hal yang menurutnya jarang bisa dilakukan saat komunikasi tatap muka, bisa dilakukan secara virtual. Misalnya tadarus online setiap pagi, dan tidak ada yang sungkan mengingatkan tajwid.

Khofifah mengakui, banyak sekali aktivitas sosial keagamaan Muslimat NU yang tertunda akibat Covid-19. Terutama karena Indonesia masih banyak yang zona merah Covid-19.

Sebagaimana pembagian tingkat risiko terjangkit Covid-19 dari pemerintah, ada zona merah dengan risiko tinggi, zona oranye risiko sedang, zona kuning risiko rendah dan zona hijau (nol risiko).

Jawa Timur pun, kata Mantan Menteri Sosial itu, sampai sekarang masih terus meningkat ikhtiarnya, karena belum ada satu pun daerah yang masuk zona hijau (sudah tidak berisiko).

“Hari ini sangat banyak di antara kita pakai baju hijau (seragam Muslimat NU), mudah-mudahan ini narasi dari kehadiran kita yang ingin bahwa Covid-19 bisa segera diangkat Allah SWT dari bumi Indonesia,” katanya.

Berbagai ikhtiar yang dilakukan, ujar Khofifah, dia harapkan berseiring dengan kehendak Allah SWT untuk bisa menurunkan ma’unah-Nya (pertolongan) kepada bangsa Indonesia dari Covid-19.

Sementara KH Nasaruddin Umar dalam tausiyahnya menyampaikan, berkhidmat merupakan ciri khas dari Muslimat NU. Sayangnya, banyak sekali khidmat Muslimat NU belum terbukukan secara komprehensif.

“Mungkin ini PR buat kita semuanya. Ternyata pahlawan-pahlawan kita dari kalangan perempuan di berbagai tempat, kebanyakan dari Muslimat yang background mereka NU,” katanya.

Nasaruddin yakin, jika sejarah itu dikumpulkan, tokoh-tokoh yang berjuang melahirkan Indonesia dari kalangan perempuan akan ikut memperbesar nama Muslimat NU.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs