Radio memiliki peran yang jelas dalam menciptakan situasi kondusif menghadapi agenda politik lima tahunan pada pemilu 2019. Memperingati hari Radio Sedunia yang jatuh pada hari ini, Rabu (13/2/2019).
Irfan Wahyudi pengamat media Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, tema “Dialog, Toleransi, dan Perdamaian” yang digagas UNESCO sangat masuk akal. Terutama untuk Indonesia yang memasuki tahun politik di 2019.
“Hubungannya dengan agenda politik rutin lima tahunan, radio punya peran yang jelas, menciptakan situasi yang kondusif. Tidak memanas-manasi tapi menjelaskan bahwa agenda politik ini adalah agenda rutin yang biasa digelar,” kata Irfan ketika dihubungi suarasurabaya.net pada Rabu (13/2/2019).
Ia menjelaskan, radio, utamanya radio yang ada di daerah memiliki peran yang sangat krusial untuk menyampaikan informasi dari pusat agar tetap sama ketika sampai kepada masyarakat di akar rumput.
“Sangat krusial, terutama daerah. Biasanya bisa dipahami berbeda jika sampai di daerah atau akar rumput, sehingga radio bisa menyamakan dengan tidak ada pengurangan dan penambahan,” ujar Irfan.
Irfan menilai, masyarakat Indonesia yang masih dalam proses menuju digitalisasi membuat radio menjadi salah satu media yang paling mudah dinikmati masyarakat.
“Ini kemudian menjadi masuk akal untuk toleransi, saling menghargai, sangat bagus. Sudah diakui dunia, misal komunitas radio di dunia, bagaimana perdamain bisa disebar lewat seluruh radio itu sangat luas,”
Ia menegaskan, peran radio yang sangat besar dalam menjaga toleransi dan perdamaian, perlu disadari oleh semua pelaku industri radio. Ia mengingatkan agar mereka tetap menjaga marwah radio dalam perannya menjaga perdamaian. (bas/wil)