Jumat, 22 November 2024

New Normal, BKKBN Jatim: Setiap Keluarga Harus Bersiap

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Grafis : Gana suarasurabaya.net

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengimbau agar semua keluarga di Indonesia untuk bersiap memasuki masa new normal. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Joko Widodo Presiden RI yang meminta masyarakat Indonesia untuk “Hidup Berdamai” dengan Covid-19.

Menurut dr Hasto Wardoyo Kepala BKKBN, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Justru dari situlah menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru (new normal) masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali.

Namun, tetap semangat melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Harapan kami sebetulnya ketika kita memasuki era new normal maka kita bisa berpikir komprehensif. Kami juga berharap bisa mendapatkan solusi protokol yang sifatnya sederhana dan mudah diaplikasikan”, ujar dr Hasto dalam Webinar “New Healthy Family ft. New Normal Life” secara virtual melalui aplikasi Zoom, berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Senin (8/6/2020).

Pertimbangan yang komprehensif, kata Hasto, yakni seperti apa penurunan reproduction rate untuk daya tular virus, apakah sudah mengalami penurunan dengan baik, atau sudah di bawah 1. Apalagi, keluarga di Indonesia tinggal di berbagai provinsi yang sangat bervariasi.

Tentu kalau dihitung reproductive rate-nya juga akan sangat beda-beda antar kesenjangan satu provinsi dengan provinsi yang lain.

Namun demikian, menurut Hasto, keluarga telah menjadi madrasah utama dan pertama bagi anak atau remaja untuk mengawal implementasi tatanan kehidupan baru (new normal).

“Keluarga yang berketahanan akan dapat mewujudkannya,” tuturnya.

Berdasarkan hasil survey virtual BKKBN terhadap 20.600 keluarga Indonesia di perkotaan dan pedesaan, bahwa sebagian besar suami dan istri mampu bekerja sama dengan cukup bagus di rumah tangga selama pandemi Covid 19 ini.

Hasil survey menunjukkan suami dan istri melakukan pekerjaan rumah bersama-sama secara seimbang sebesar 49,1% dari responden dan suami istri mengasuh anak bersama-sama sebanyak 71,5% dari responden. Hasto berharap hasil survey BKKBN terhadap keluarga tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat protokol new normal nantinya.

Pada kesempatan yang sama, Dr Sudibyo Alimoeso MA Anggota Badan Pengurus YKIS sekaligus Ketua Umum IPADI dan Inisiator GenRe, mengatakan bahwa ada beberapa upaya yang dapat dilakukan keluarga dalam meningkatkan ketahanan keluarga di masa Pandemi Covid-19.

Pertama, menguatkan spiritualitas dan religiusitas (keimanan) terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, menilai ulang kapasitas ekonomi keluarga untuk dapat bertahan di tengah situasi yang tidak menentu.

Ketiga, memperluas ruang komunikasi dan mendorong komunikasi yang efektif antar anggota keluarga. Keempat, memperbaiki serta menguatkan fungsi-fungsi keluarga agar mampu menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Kelima, menyampaikan gagasan potensi krisis (akibat Covid-19), pastikan keluarga merespon secara memadai terhadap perubahan-perubahan yang diperlukan.

Menurut Sudibyo, dalam situasi pandemi Covid-19, seorang ayah juga dituntut menjadikan dirinya sumber pendidikan anak-anaknya (tidak meletakkan fungsi keluarga sepenuhnya pada ibu).

“Peran orangtua mencakup pada pengasuhan serta tumbuh kembang anak dan kepribadian remaja. Ayah milineal, ayah yang terbuka terhadap perubahan, memahami pengasuhan bersama,” tuturnya. (ang/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs